Chapter 6

725 Words
"Sakura," Samar-samar aku mendengar suara di kegelapan yang kini tengah aku rasa. Gelap, aku tidak bisa melihat apa pun. "Sakura," Panggilan itu terdengar lagi, siapa? Siapa yang memanggilku. Aku tidak dapat melihatnya. Di sini sangat gelap. "Sakura," Panggilan itu terdengar lagi, aku tidak tahan mendengarnya. "Siapa kau?" teriakku mencari tahu asal suara itu. "Keluarlah! Tunjukkan dirimu, aku tidak dapat melihatmu!" lanjutku terdengar frustrasi. "Sakura, anakku!" "Sakura, anakku!" Suara itu terus bergema di telingaku. Hanya suara tanpa wujud nyata. Setelah suara itu tak terdengar, ada setitik cahaya berwarna orange yang menyilaukan. Aku melangkahkan kakiku mendekat ke arah cahaya itu. "Sakura, anakku!" Suara itu semakin jelas ku dengar. Suara wanita yang begitu pilu. Aku melangkah lebih cepat dan berakhir dengan berlari kencang. Cahaya itu semakin besar hingga udara panas menyambutku. Kulihat kobaran api menjulang tinggi ke langit-langit. "Sakura!" kembali, suara itu terdengar. Kulangkahkan kaki jenjangku, berjalan menembus kobaran api itu. Meski kakiku yang mulai terbakar terasa sakit, aku tidak peduli, hingga sampailah aku di tengah kobaran api. Terlihat seorang wanita yang terikat rantai di tubuhnya. Wanita itu menunduk yang kini terlihat sangat tersiksa. Di sekelilingnya terdapat api yang besar dan terasa sangat panas. Ini seperti ... neraka. "Sakura, anakku!" "Siapa kau?" tanyaku. Wanita itu mengangkat wajahnya dan membuatku terpaku. "Kau," kataku terkejut melihat wajahnya Wajahnya mirip sekali denganku, hanya warna bola matanya yang berbeda. Aku pernah melihatnya, ya melihatnya di galeri mansion milik Ayah. Apakah dia Ibuku? "Sakura ... akhirnya aku melihatmu," jawabnya seraya tersenyum. Cantiknya. "Kau," ucapku lagi. Mulutku terasa keluh untuk mengeluarkan pertanyaan di dalam otakku ini. "Namaku adalah Lily Mirai Michaelis. Aku adalah Ibumu," jawabnya lirih. "I-ibu?" jawabku sambil menutup mulutku. Tak kuasa aku menahan air mataku. Ibu? Kini Ibu berada di depanku, tapi mengapa ia berada di sini? Bukankah seharusnya ia berada di surga? "Mengapa Ibu di sini? Seharusnya Ibu di surga," jawabku sambil menahan isak tangisku. "Setelah melahirkanmu, aku dibunuh dan jiwaku ditahan di tubuh seorang wanita iblis. Maafkan aku yang meninggalkanmu, Sakura. Maafkan aku," jawabnya sambil menitikkan air mata. Aku terdiam, Ayah berkata padaku bahwa Ibu meninggal setelah melahirkanku, tapi apa yang Ibu katakan, ia dibunuh seseorang dan jiwanya ditahan di dalam tubuh wanita iblis? "Siapa yang membunuhmu, Ibu?" tanyaku sambil menahan amarah. "Roze, wanita itu bernama Roze. Dia adalah tunangan Viper, calon suamimu. Dan dia yang sudah menyekapmu saat ini," jawabnya. "Roze? Tunangan Viper? Itu tidak penting. Lalu bagaimana aku bisa membebaskanmu?" tanyaku. "Bunuh Roze! Bunuh dia! Wanita jalang itu telah merenggutmu dariku. Wanita itu menyakitimu. Aku tidak kuat melihatmu hampir diperkosa oleh prajurit miliknya. Dia memisahkan aku dengan Ayahmu. Wanita itu, wanita itu, membuatku menjadi Ibu yang gagal," jawabnya sambil menangis. "Ibu, aku mohon jangan menangis. Aku mohon!" aku melangkah mendekat, seketika api yang melahap tubuhnya menghilang. "Kau tahu? Saat mengandungmu aku bermimpi menggendongmu, melindungimu, menemanimu saat sakit, mengajarimu saat sudah besar. Membangunkanmu saat kau ingin pergi ke sekolah. Memberi semangat saat kau terjatuh. Makan bersama denganmu, mendengar curahan hatimu. Belanja bersamamu, memasak bersama. Dan memelukmu dengan Ayahmu penuh kasih sayang. Itulah mimpiku aku hanya ingin melihat senyumanmu. Apa Ibu salah, Sakura? Apa Ibu tidak boleh melihatmu bahagia? Apa Ibu tidak berhak menyayangimu? Apa Ibu tidak berhak memilikimu? Apa salahku?" Ibu kembali menangis. Aku tertegun mendengar apa yang diinginkan Ibu. Itu yang aku inginkan, itu yang aku mimpikan. Hidup bahagia bersama Ayah dan Ibu. Begitu sederhana, begitu indah, dan begitu hangat, tetapi semua tidak bisa tercapai. Mimpi yang sederhana tidak tercapai. Kenyataan pahit menerpa diriku. Kenyataan bahwa Ibuku, mati dibunuh! Wanita yang aku kagumi, yang aku pikir ia meninggal dan akan hidup tenang di surga. Kini di depan mataku, disiksa, ditahan di tubuh wanita iblis. Ibu tidak hidup di surga, melainkan di neraka! Sebagai anak, aku harus menolongnya. Walaupun aku tidak pernah bertemu bahkan melihat langsung. Ibu, aku pasti menolongmu. Dan aku akan membalaskan dendammu. Sakura menunduk, menitikkan air mata indahnya. Beberapa menit terdiam meratapi nasib sang ibu. Lalu manik matanya kini tertuju pada manik mata Lily. "Akan ku balaskan dendammu, Ibu. Aku akan membebaskanmu," jawabku pada akhirnya. Ibu hanya tersenyum dan berkata lirih. Walaupun aku tidak mendengarnya, tetapi aku tahu apa yang dikatakan Ibuku. Saat itu juga aku kembali tertelan dalam kegelapan dan semua terlihat menjadi biru. Seperti di dalam laut. "Di mana aku sekarang?" tanyaku pada diriku sendiri. Aku tenggelam? tetapi aku masih bisa bernapas. Lalu di mana aku? Kulihat kedua tangannya yang mulai memudar. "Im faded?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD