Arden masih terdiam, membiarkan Intan mengompres kedua tangannya yang sebenarnya baik-baik saja. Arden masih berpikir sangat keras mengenai Inara dan keaslian kabar wanita itu. Wanita yang pernah sangat ia cintai dan telah menjadi masa lalunya. Juga, wanita yang ia takutkan memiliki banyak nyawa layaknya Karlina karena watak jahatnya. “Sayang ...?” lirih Arden yang akhirnya bersuara dan itu pun sangat lirih. Intan langsung bergumam sambil menatap kedua mata Arden. Ia dapati, Arden yang baru saja memperhatikan pintu kamar Intan dan keberadaannya ada di belakang Intan. Pintu tersebut dalam keadaan tertutup rapat sekalipun memang tidak sampai dikunci, Intan menjadi curiga sebenarnya Arden akan berbicara rahasia. Intan berpikir, Arden mengharapkan pintu kamar keberadaan mereka dikunci agar o