Farica yang sudah tiba di Apartemennya langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Hari ini terasa begitu panjang dan berat bagi Farica apalagi tentang kejadian pagi tadi.
Seketika Farica beranjak bangun, melangkah menuju meja kerjanya. Farica membuka laptopnya lalu melakukan pencarian dengan mengetik nama Eric Jolious. Tertampil di layar laptop yang tertulis "Did you mean Prince Edric Julius Oden?"
Farica yang membaca nama tersebut langsung mengklik nama itu dan muncullah wajah pria tampan yang dia temui. Mulut Farica menganga melihat gambar pria tampan itu. Pria itu mengatakan yang sebenarnya bahwa dirinya adalah seorang Pangeran bukanlah seorang aktor yang Farica tuduhkan.
Farica membaca berita tentang Pangeran Edric itu yang lebih banyak di beritakan tentang ketampanannya, wanita yang di gosipkan bersamanya. "Ck! Aku kira seorang Pangeran yang berdarah biru akan menjaga wibawanya dan juga imagenya. Lihatlah! Dirinya sama saja dengan pria yang lain sama-sama playboy." gumam Farica membaca artikel tentang Edric.
Farica mengetik tentang hukuman bagi orang yang menyinggung anggota kerajaan saat membacanya wajah Farica berubah menjadi pucat pasi, tubuhnya bergetar hebat. Disana tertulis bahwa "Seseorang yang menyinggung, mencemar nama baik, menghina, mengancam ataupun aksi akan menerima hukuman penjara selama 15 tahun." Farica menelan ludahnya setelah membacanya, hukuman 15 tahun penjara.
Farica mengingat kembali kejadian di ruangan tadi, dirinya menuduh, mengejek, dan menghinanya bahkan dia melakukan aksi pada Edric. Ia memukul pundak pria itu dengan tangannya. Farica mengangkat tangannya lalu memukulnya dengan tangan satunya lagi, "Dasar bodoh, kenapa kamu memukul pundaknya!" ujar Farica setelah itu ia meremaskan rambutnya dengan kuat. "Ahh!! s**t! Kenapa mesti bertemu dengan pria itu? Kelar sudah hidupku! Mommy.. putrimu ini sepertinya bakalan menyusul dirimu disana." seru Farica yang meratapi nasib hidupnya setelah malam ini. Farica yakin bahwa Edric tidak akan melepasnya, dirinya akan memerintahkan pengawalnya untuk menangkapnya lalu menjobloskan dirinya ke dalam penjara.
Disisi lain, Edric yang tengah menindih tubuh seorang wanita sedang asik bermain dengan kedua bukit kembar tersebut seketika langsung berhenti.
"Ada apa Yang mulia?" tanya wanita itu yang merupakan Putri bangsawan dari Mentri Pertahanan yaitu Lucy Fallon.
"Tidak, hanya saja aku merasa ada yang sedang mengataiku." ujar Edric lalu menatap wajah Lucy, mendekatkan kepalanya dan berkata "Mari kita lanjutkan kegiatan kita." lanjutnya dengan tatapan mata penuh hasrat dan gairah.
****
Sudah seminggu sejak kejadian itu, selama itu Farica merasa cemas dan waspada jika ada yang datang mencarinya. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang membuat Farica terkejut dengan sedikit melompat. Saat dirinya mengetahui bahwa orang yang menepuknya adalah Aurel, Farica langsung memukul lengannya dengan kuat, "Auchh..." desis Aurel yang merasa sakit akibat pukulan yang diberikan Farica kepadanya.
"Kenapa kamu memukulku? Rasanya begitu sakit! Tenagamu kuat sekali, pantesan makanmu begitu banyak." ujar Aurel sambil menggosok lengannya.
"Ini juga kesalahanmu, kenapa mengangetkanku?" pekik Farica menatap tajam Aurel.
"Habisnya seminggu ini kamu kelihatan aneh, sembunyi-sembunyi begitu? Siapa yang kamu hindari?" sambil memperhatikan sekitar lobby hotel.
"Sshhh... Tutup mulutmu." ujar Farica membekap mulut Aurel dengan tangannya.
"Farica, kamu dicari oleh Madam Olive." kata Reny salah satu rekan kerja Farica.
"Kenapa Madam Olive mencariku?" tanya Farica kepada Aurel yang mendapat jawaban gelengan kepala.
Farica mengikuti langkah Reny untuk menghadap Olive, "Ada apa mencariku Madam?" tanya Farica.
"Kamu antar pakaian ini untuk tamu di kamar 6096." perintah Olive sambil menyerahkan pakaian bersih itu kepada Farica.
"Baiklah." jawab Farica.
Farica yang sudah berada di lantai dimana letak kamar tersebut berada, Farica mencari nomor kamar tersebut. "Ini dia nomornya, 6096." gumam Farica menekan bel kamar tersebut yang langsung terbuka dengan cepat.
Seorang wanita cantik membuka pintu tersebut, "Permisi saya mau mengantar.."
"Masuklah." pinta wanita cantik itu.
"Dia sedang mandi, kamu bisa menaruknya di kamar. Jika dia mencariku, bilang saja aku sudah pergi." ucap wanita cantik itu sambil tersenyum lebar. Farica menganggukan kepalanya tanda mengerti, melihat wanita cantik itu yang terburu-buru pergi dari kamar ini.
Farica memperhatikan sekelilingnya, kamar hotel ini begitu luas dan mewah. Ini pertama kalinya Farica memasuki kamar president suite, fasilitasnya begitu mewah. "Gila! Kira-kira berapa harga semalam untuk kamar ini?" gumam Farica menggantung setelan pakaian itu.
"Wah!! Pemandangannya sangat indah" seru Farica dengan senyum cantiknya memandang kota London dari kamar ini.
"Apakah kamu menyukainya?" terdengar suara pria yang bertanya kepada Farica.
Farica menganggukan kepalanya lalu menjawab "Sangat! Aku sangat suka melihat ..." perkataan Farica terhenti saat menoleh kepalanya, wajahnya begitu terkejut dengan mata terbelalak ketika mendapati wajah pria yang begitu dekat dengannya.
Farica memundurkan tubuhnya, kakinya tak sengaja menginjak sesuatu sehingga membuat dirinya jatuh. Dengan sigap pria itu memeluk pinggang Farica, membawanya dalam pelukannya. Farica langsung mengalungkan kedua tangannya ke leher pria itu memeluknya dengan erat sambil menutup matanya.
Mereka saling berpelukan, pria itu dapat menghirup aroma tubuh wanita yang ada di pelukkannya ini. Aroma yang begitu wangi dan membuatnya nyaman hingga ingin terus menghirupnya.
Farica membuka matanya, dirinya tidak terjatuh, tersadar dengan posisi mereka langsung mendorong tubuh pria itu. Tapi apa yang dia dapatkan? Pria itu menariknya kembali ke dalam pelukannya. Farica terkejut, meronta di dalam pelukan pria itu, "Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan Edric?" murka Farica kepada Edric yang tengah memeluknya.
"Diamlah! Biarkan seperti ini dulu." ujar Edric yang menikmati pelukan ini, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Farica, menghirup rakus aroma tubuh wangi itu. Tanpa mereka sadari bahwa jantung mereka berdebar kuat dengan posisi masih saling berpelukan.
"WOW! Maafkan aku, anggap aku tidak ada." pekik Yogi melihat Tuannya yang masih bertelanjang d**a dengan handuk yang membungkus bagian bawahnya sedang berpelukan dengan seorang wanita.
Farica langsung mendorong keras tubuh Edric hingga membuatnya terjatuh terduduk ke lantai, "Yang Mulia." panggil Yogi yang segera menghampiri Edric untuk membantunya bangun.
"Ma..Maafkan aku.. Yang mulia.. Ak.. Aku tidak sengaja.." ucap Farica dengan wajah ketakutan memandang Edric yang bangun dari lantai di bantu oleh seorang pria asing. "Matilah aku! Kejahatanku bertambah, Kenapa harus bertemu dan berurusan dengan pria ini kembali?" gumam Farica di dalam hatinya.