Pertemuan Kedua.

2241 Words
Starla berjalan keluar dari pintu, pakaian yang ia kenakan hari ini cukup tertutup, dirinya sudah seperti seseorang yang mati rasa, bahkan dirinya tak merasakan sakit dengan berbagai lebam yang ada di tubuhnya itu, ia tahu lukanya sebanyak itu saat mandi tadi. Penutup wajah yang ia gunakan pun membuat semua orang semakin memandangnya aneh, namun Starla tak ingin peduli, langkahnya masih ia teruskan agar segera sampai di tempat yang sudah di janjikan oleh temannya itu. Starla menghela nafasnya lega saat melihat mobil yang biasa ia naiki sudah ada di depan matanya, ia pun memilih berlari dan langsung saja masuk ke dalam mobil dan membuka penutup wajahnya yang sedari tadi ia pegangi. "Demi Tuhan, separah itu?" Teriak laki-laki yang ada di kursi kemudi membuat Starla menoleh dan menganggukkan kepalanya pelan. Dari semua luka yang ia dapatkan, ini termasuk yang paling parah, untung saja wajahnya asli bukan hasil oprasian, kalau benar-benar hasil operasi sudah pasti hidungnya akan bengkok saat itu juga. "Kenzo, kamu udah janji bakal kasih pinjaman uang kan? Lo tahu sendiri aset yang gue miliki cuma kecantikan gue." Kata Starla dengan wajah memelas. Jika diingat-ingat, dirinya memang tak memiliki banyak teman, di tempatnya saat ini saja dirinya cuma berteman dengan Kenzo dan menjadi musuh wanita-wanita Kenzo karena laki-laki itu sering sekali memujinya di depan para wanitanya itu. "Bentar. Ah! gue malu ceritanya." Balas Kenzo yang langsung saja membuat Starla melotot dan menatap penuh selidik ke arah Kenzo, jangan bilang jika laki-laki itu baru saja mendapatkan hukuman dari orang tuanya. "Sebelum berangkat ke sini, uang gue di sita sama bokap, ini aja aku bisa pakai mobil di bantuin mama," lanjut Kenzo yang langsung saja membuat Starla lemah dan menyandarkan tubuhnya ke belakang, bisa gila dirinya jika terus seperti ini. Kenzo terdiam, menatap sedih ke arah Starla yang terlihat tak bersemangat, salahkan saja sikap brengseknya yang di ketahui oleh papanya hingga akhirnya membuat laki-laki paruh baya itu marah padanya. "Cariin gue sugar Daddy deh, yang mau nerima gue apa adanya, dengan muka yang hancur gini." Kata Starla tanpa pikir panjang. "What the f*ck, jangan bercanda deh, Lo kan masih perawan." Sentak Kenzo dengan terkejut, bahkan tatapan matanya pun tertuju pada aset milik Starla yang tertutup kain celana yang di pakainya itu. "Mata Lo," kesal Starla seraya melempar tasnya ke arah wajah Kenzo dengan kesal. Ah, yang benar saja. Bagaimana mungkin dirinya bisa hidup dengan wajah bengkak seperti ini? Rasa-rasanya dirinya bisa gila saat memikirkannya. Sebenarnya Starla juga memiliki simpanan, tapi tak mungkin juga dirinya menggunakan uang yang sudah ia tabung untuk kabur dari rumah terkutuk itu hanya untuk memperbaiki wajahnya yang seperti ini. "Kontrak kamu sama yang lain gimana?" Tanya Kenzo pelan, mengingat jika wanita itu memang memiliki beberapa jadwal endors dengan berbagai produk yang sudah ia setuju bulan-bulan lalu. "Duit gue habis juga buat denda," balas Starla seraya menutup kedua matanya dengan telapak tangannya. Starla mencoba menenangkan dirinya sendiri, bahkan malam ini pun dirinya tak bisa pulang, hidupnya benar-benar berat setelah kepergian bundanya. "Kita berangkat dulu deh, nanti biar gue bicara sama temen gue, siapa tahu dia punya uang lebih, nanti biar aku yang pinjam." Kata Kenzo yang langsung saja membuat Starla membuka matanya lebar dan menatap ke arah Kenzo dengan senyuman lebar. "Lo emang terbaik." Balas Starla yang langsung saja mengeluh dan memegangi sudut bibirnya yang terluka, dirinya terlalu membuka lebar bibirnya untuk tertawa. "Cium sini," pinta Kenzo seraya menunjuk pipinya. "Najis, ayo berangkat, siapa tahu nanti di kantor gue ketemu sama sugar Daddy yang royal gitu kan, nggak perlu ena-ena tapi di kasih duit." Jawab Starla seraya tersenyum lebar dengan tatapan yang lurus ke depan. "Ah, nikmat mana lagi yang mau di dustakan?" Lanjut Starla dan menoleh ke arah Kenzo dengan senyuman manisnya. "Si*l, Lo manis banget." Desis Kenzo pelan. "Nanti kalau gue udah punya orang yang mau di porotin, jangan berani-berani deh buat bilang gitu lagi, nanti kalau gue khilaf bisa gue tampil pakai duit." Kata Starla dengan bercanda. Kenzo pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan cepat dan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mobil milik Kenzo pun berhenti di depan sebuah perusahaan yang cukup besar dan terkenal itu. Starla turun dari mobil dengan menutupi wajahnya kembali, tatapannya ia arahkan ke arah nama perusahaan yang terpampang dengan jelas di atas sana, ia benar-benar tak menyangka jika perusahaan yang sudah memiliki nama begitu melegenda yang akan ia datangi saat ini. "Pemiliknya udah nikah belum?" Tanya Starla yang langsung saja berjalan menghampiri Kenzo yang berjalan ke arah scurity dan memberikan kunci mobilnya. "Lo nggak akan suka," jawab Kenzo dengan cepat. "Why? Nggak masalah kok kalau dia udah tua." Tanya Starla lagi dengan penasaran. The power of kepepet, yang penting dirinya ada masukan lah, untuk pelayanan di pikir belakangan. "Dia masih muda, belum punya pasangan, memiliki kondisi yang sedikit spesial dan yang paling pasti, dia masih muda dan masih sangat muda, sama Lo aja tuaan Lo." Jawab Kenzo seraya menoleh ke arah Starla yang langsung saya mengerucutkan bibirnya ke depan, dirinya benar-benar kesal jika sudah membahas umur. "Gue terlihat tua banget emang?" Tanya Starla searah menggandeng lengan Kenzo dengan genit, bahkan tatapannya terlihat sangat menyebalkan. "Kelakuan Lo," balas Kenzo seraya mendorong dahi Starla ke belakang dengan pelan. Dirinya memang paling tak sanggup jika sudah di goda seperti itu, apalagi yang menggodanya itu Starla, seorang wanita yang sudah ia kagumi dalam waktu yang sangat lama. Kenzo berhenti di depan lift, membiarkan tangan Starla yang masih memegangi lengannya dengan erat, sebenarnya Kenzo tahu jika wanita itu membutuhkan tubuhnya untuk menutupi wajahnya yang bengkak itu. Saat pintu lift sudah terbuka, Kenzo dan Starla masuk ke dalam, beruntungnya tak ada orang lagi yang ikut masuk ke dalam kotak sempit itu. "Wajah gue ancur banget kan ya?" Tanya Starla seraya melepaskan penutup wajahnya dan mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Kenzo yang lebih tinggi darinya itu. "Masih cantik kok," jawab Kenzo dengan senyuman tipisnya. "Ah, percuma gue tanya sama Lo, Lo kan masih bucin sama gue, kecuali kejantanan Lo yang nggak bisa setia." Balas Starla lagi yang langsung saja mengundang tawa Kenzo yang terdengar sedikit menyebalkan. "Gue kan juga butuh kepuasan, coba aja Lo mau jadi cewek gue, gue pasti bakalan berhenti dari kegiatan itu." Kata Kenzo seraya menatap ke arah Starla dengan serius. "Sayangnya gue nggak suka sisa, susah-susah gini kan gue masih bisa milih, seenggaknya kalau nggak setara haruslah memiliki tampang yang rupawan, Lo tau kan istilah memperbaiki keturunan?" Jawab Starla dengan mengedipkan sebelah matanya, mengejek terang-terangan ke arah Kenzo yang sebenarnya sudah memiliki wajah yang cukup rupawan itu. Suara lift yang terbuat membuat Kenzo mengurungkan niatnya untuk berbicara dan memilih menarik lengan Starla dengan cepat, sengaja agar wanita itu tak sempat menutupi wajahnya yang bengkak itu. Sebenarnya Kenzo benar-benar penasaran dan ingin bertanya, tapi sebelumnya dirinya sudah janji pada wanita itu untuk tak terlalu ikut campur akan masalahnya, bahkan sampai sekarang pun Kenzo tak tahu siapa orang tua Starla, yang ia tahu wanita itu tinggal di kawasan rumah yang cukup elit dan hanya di tempati oleh pejabat-pejabat dan pengusaha sukses. "Wajah gue?" Kesal Starla yang langsung saja menggerakkan tangan satunya untuk menutupi wajahnya. Kenzo menatap ke arah Ares dengan tatapan bertanya, sekertaris temannya itu memanglah sangat kompeten. "Pak Kenzo, anda sudah di tunggu sama pak Gibran." Kata Ares seraya mempersilahkan Kenzo untuk masuk ke dalam ruangan Gibran. Kenzo pun masuk ke dalam ruangan Gibran dengan sedikit terkejut saat melihat berbagai wanita yang berjejer di dalam ruangan itu. Tatapan Kenzo beralih menatap ke arah Gibran yang terlihat memijit kepalanya pelan, seharusnya dirinya tak perlu mencari sebanyak itu kan? "Gimana?" Tanya Kenzo seraya menarik lengan Starla untuk duduk di kursi yang sudah ia siapkan. Gibran menurunkan tangannya dan membuka matanya lebar, tatapannya ia arahkan ke arah Kenzo dengan kesal. "Sebenarnya Lo niat kerja sama nggk sih? Ya Tuhan, nggak sebanyak ini juga." Tanya Gibran dengan kesal. Starla membuka penutup wajahnya dengan terkejut, dirinya benar-benar tak menyangka jika pemilik perusahaan ini adalah laki-laki yang ia temui kemarin. Tatapan Gibran beralih menatap ke arah Starla yang terlihat terkejut saat melihatnya, sebenarnya Gibran tak ingat dengan wanita itu, yang ia pikirkan saat ini adalah wanita yang duduk di kursi itu adalah kekasih temannya itu. "Lo juga melakukan kdrt seperti itu?" Tanya Gibran yang langsung saja menunjuk ke arah Starla yang memiliki wajah bengkak bukan main itu. "Si*lan, dia bukan pasangan gue meskipun gue ingin, dia juga salah satu artis IG yang cukup terkenal, wajahnya juga cantik, hanya saja sekarang dia memiliki keadaan yang sedikit tak bisa di percaya." Jawab Kenzo seraya menjelaskan apa yang terjadi pada wajah Starla, tak mungkin juga dirinya mengakui jika sudah melakukan kdrt yang tak pernah ia lakukan. "Jadi gini, Lo bisa nyuruh mereka semua keluar nggak? Minta Ares buat milih 5 orang saja." Kata Gibran setelah sebelumnya menganggukkan kepalanya saat mendengarkan cerita Kenzo. Kenzo pun mengangguk dan meminta wanita-wanita itu untuk keluar terlebih dahulu, meninggalkan Starla yang masih duduk di depan meja Gibran dengan memainkan ponselnya dengan cepat. "Gue Starla, kemarin kita ketemu." Kata Starla seraya menunjukkan fotonya yang terlihat seperti biasa, tak bengkak seperti hari ini. Gibran menatap ke arah Starla dan ponselnya secara bergantian, mengingat wanita itu kemarin, sekarang Gibran tahu kenapa wajah wanita itu bisa seperti ini. "Gue pinjem uang boleh?" Tanya Starla langsung saja to the poin dengan tujuannya membuka jati dirinya. Gibran menaikkan sebelah alisnya, benar-benar tak menyangka jika wanita itu begitu berani meminjam uang di pertemuan kedua kalinya. "Kemarin gue denger mama Lo kesusahan buat simpan uang Lo, jadi kalau boleh gue mau pinjam." Lanjut Starla lagi, tentu saja dirinya tak akan melupakan percakapan di mana ada kata uang yang terselip di dalamnya. "Gibran, untuk Starla tolong di terima tanpa seleksi ya? Dia lagi butuh uang buat berobat, lihat aja mukanya yang seperti itu." Kata Kenzo yang baru saja masuk ke dalam ruangan Gibran. "Sebenarnya kalau boleh, gue mau pinjem uang, nanti gue kembaliin secepatnya kok." Lanjut Kenzo lagi. Gibran menatap ke arah Kenzo dan juga Starla secara bergantian, pagi-pagi gini sudah di hadapkan dengan dua orang yang mau meminjam uang padanya. "Gini aja deh, kita batal kerja samanya dan buat Lo, gue nggak ada uang." Jawab Gibran yang langsung saja membuat Kenzo melongo mendengarnya. Kerja sama kali ini benar-benar sangat menguntungkan, bagaimana mungkin dirinya bisa kehilangan itu semua? "Jangan bercanda, nggak lucu tau." Kata Kenzo yang langsung saja meninggikan suaranya. "Gue temani semalam deh, Hem?" Lanjut Starla yang membuka suaranya dan berhasil membuat Kenzo terbatuk dan menatap tak percaya ke arah Starla. "Lo gila, di depan dia nggak boleh bicara gitu." Kata Kenzo yang langsung saja menegur Starla dengan cepat. "Why? Dia kan udah dewasa, nggak mungkin juga belum pernah coba-coba, lagian kalau nganggur lama-lama kan takutnya karatan." Balas Starla yang langsung saja membuat Kenzo menggelengkan kepalanya dengan kesal. Gibran memilih mengambil earphonenya dan menutupi telinganya yang terasa ingin pecah karena mendengarkan perdebatan sepasang manusia yang ada di depannya. Diam-diam, Gibran membuka aplikasi m-banking yang ada di ponselnya, ah dirinya benar-benar tak tega pada seseorang, sebenarnya dari mana dirinya mendapatkan perasaan seperti ini? Tatapan Gibran beralih menatap ke arah Starla yang sedari tadi memegangi sudut bibirnya yang bengkak itu, mungkin saja terasa sakit saat di pakai untuk berdebat, tatapan Gibran kembali menatap ke layar ponselnya dan melihat nominal yang tertera di layar ponselnya. Gibran melepaskan sumpalan telinganya dan menatap ke arah Kenzo dan juga Starla secara bergantian. "Kalian mau hutang berapa?" Tanya Gibran yang langsung saja membuat Starla menoleh dengan cepat. "Lima juta, gue kembaliin setelah mendapat bayaran dari dia." Jawab Starla dengan cepat, tangannya ia lebarkan menunjukkan lima jarinya dengan semangat. "Lo kenal dia?" Tanya Kenzo yang langsung saja membuat Starla menoleh dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Di mana Lo kenal dia? Lo pernah pacaran sama dia? Atau dia salah satu korban Lo?" Tanya Kenzo dengan penasaran. "Bodo amat sama pertanyaan Lo, yang penting sekarang duitnya masuk rekening dulu." Balas Starla masih mengotak-atik ponselnya untuk mencari nomor rekeningnya. Setelah ketemu Starla mengulurkan ponselnya ke arah Gibran dengan gerakan cepat, jangan lupakan dengan bibirnya yang tersenyum dengan lebar. "Gue yakin Lo nggak bakalan nyesel pakai jasa gue, entah di ranjang nanti malam ataupun di depan kamera." Kata Starla dengan sangat percaya diri, lupakan saja soal pengalaman yang ia miliki soal ranjang, yang penting saat ini adalah uang masuk terlebih dahulu. "Jangan gila, dia cuma ngasih lima juta, dia juga bakalan nolak tawaran ranjang yang Lo ajukan." Kata Kenzo tak terima. "Lo mending diem deh, dia itu uangnya banyak, nggak masalah, lagian siapa tahu dia ketagihan dan jadiin gue sugar baby-nya." Balas Starla dengan suara pelannya. "Sugar baby pala Lo? Lo lebih tua daripada dia," kesal Kenzo masih tak terima, tentu saja wanita kesayangannya tak boleh di miliki laki-laki lain. Yang membuatnya semakin tak terima saat ini adalah kenapa saingannya haruslah Gibran? Laki-laki yang tak pernah menjajakan dirinya persis seperti idaman Starla, dan yang lebih penting lagi, kenapa juga Gibran lebih kaya daripada dirinya? Dirinya benar-benar tak terima dengan kenyataan yang ada. "Sudah masuk, bisa kamu cek dulu." Kata Gibran seraya mengulurkan ponsel Starla kembali, telinganya sengaja ia tulikan dari perdebatan keduanya yang terdengar sedikit aneh untuknya. Apa-apaan sugar baby? Benar-benar terdengar sangat lucu di telinganya. "Makasih, muach." Kata Starla dengan sangat semangat, tak lupa ciuman jauh yang ia berikan untuk Gibran, dan membuat Kenzo melongo saat melihatnya, dirinya benar-benar tak terima melihatnya. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD