Bab 141

2146 Words

“Jawab, Mas! Bukti apa?” Yasmin mendesak supaya Hans mau menjawab. Atau mungkin... suaminya itu sebenarnya sudah tahu sifat Davina yang sebenarnya? “Bukti—“ Drt-drt-drt! Kalimat itu tidak selesai ketika ponsel yang ada di dalam saku bergetar. Hans mengangkatnya sebentar, di depan Yasmin. [“Halo, Dok.”] [“....”] [“Baik, Dok. Saya ke sana sekarang.”] Setelah Hans berkata demikian, panggilan pun terputus. Pria tersebut menatap Yasmin dalam, kemudian mengusap wajah sang istri, menghilangkan jejak air mata di sana. “Kamu mau ikut atau tunggu di rumah Papa?” “Mau ke mana, Mas?” Hans tampak ragu menjawab. Ia lebih dulu menuntun Yasmin untuk keluar dari ruangan tersebut dan didudukkan di atas tempat tidur. Pintu ruangan itu ditutup, kemudian dikunci. Hans tidak ingin Yasmin masuk ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD