Aku terbangun saat Kayla mengetuk pintu kamarku tadi. Ternyata setelah menyelesaikan membaca entah halaman keberapa, aku tertidur sambil memeluk buku peninggalan ibuku. Kayla mengetuk kamarku tanpa tujuan apapun. Hanya khawatir karena aku tidak terlihat keluar kamar hingga matahari mulai meninggi. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, membuka gorden kamarku pelan. Cahaya matahari menerobos masuk. Bukan, ini sudah bukan matahari pagi. Karena saat kutengok jam di layar ponselku yang pecah sebagian, di sana sudah menunjukkan jam sepuluh. Aku duduk di tepi tempat tidur. Mengumpulkan kesadaran. Memijit pelan bahuku yang entah kenapa terasa pegal-pegal. Mungkin karena aku tidak tidur lagi setelah bangun dini hari tadi. Ah, aku lupa! Cucianku yang sudah direndam sejak dini hari tadi belum dijemur. Se