“Terima kasih, Sus!” Juan pun pergi meninggalkan rumah sakit setelah menemukan alamat Lucy, istrinya. Juan langsung menyuruh sopirnya untuk pergi ke alamat yang telah dia dapatkan. Saking gembiranya, Juan bahkan tidak sempat berganti pakaian. Dia tidak sadar, jika pakaian yang menempel di tubuhnya itu akan menjadi pemicu kemarahan Lucy padanya. Sepanjang perjalanan, Senyum mengembang di bibir Juan. Lelaki itu bahkan sampai tak tidur semalaman demi menemani sopirnya agar tidak mengantuk di jalan. Matahari pagi baru saja menyingsing, Juan akhirnya sampai di sebuah desa yang terpencil tapi sukup asri. Disini tidak ada nomor, untuk mencari rumah Lucy, Juan harus bertanya pada orang yang berlalu lalang hendak menuju ke sawah. “Pak, rumah Lucy dimana ya?” tanya Juan pada orang kelima yang te