“Enggak, enggak mungkin! Aku enggak mungkin suka sama Dokter Arga.” Aku menggeleng, menyingkirkan pemikiran yang menurutku tidak masuk akal. Aku menyukai Dokter Arga? Itu tidak mungkin terjadi. Kalaupun suka itu harus ada, ini hanya sebatas kekaguman dari anak didik pada pembimbingnya. Ya, hanya itu. Tidak lebih. “Stase obgyn lokasinya jauh dari stase bedah. Aku akan jarang ketemu Dokter Arga. Euforia ini pasti efek perpisahan aja. Bukan perasaan yang perlu dipikirkan.” Aku menarik selimut, lalu memejamkan mata. Aku ingin tidur, tetapi sejak tadi tak kunjung berhasil. Aku selalu saja terjaga dan memikirkan hal yang sama. Dokter Arga lagi, Dokter Arga lagi. Kenapa, aku ini? “Ih! Kok jadi gini, sih!” Lagi dan lagi aku gagal tidur. Akhirnya, aku bangkit dan keluar menuju balkon. Aku m