29. Pesan Anomali

1706 Words

“Oh … jadi kalian bermula dari Jogja.” Fikri menatapku dengan alis naik turun. Agak menyebalkan, tetapi aku tidak bisa berkutik. Masih bagus anak ini mau diajak kompormi. Soal jaket ini aku tidak bisa mengelak lagi. Mau tak mau, aku harus menjelaskan pada Fikri. Tidak perlu semuanya, minimal sampai dia paham dan mau mengerti. Aku juga tidak ingin anak ini salah paham. Bukan karena aku menjaga hatinya, melainkan aku tidak mau dia berspekulasi yang tidak-tidak. Takutnya, andai dia keceplosan, bisa-bisa masalah akan ke mana-mana. “Jadi Jogja bener-bener menyatukan kalian. Mantap!” lanjut Fikri kemudian. “Enggak seberlebihan itu juga, Fik.” “Ya intinya gara-gara Jogja.” “Bisa dibilang gitu, tapi enggak sepenuhnya gara-gara Jogja.” “Ya intinya bermula dari sana.” “Ya udah, anggap aja gi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD