40. Sok Ganteng, Katanya

1709 Words

“Wah … restonya kelihatan mewah. Niat banget, Dokter Arga.” Salma mendongak, menatap resto tiga lantai dengan gaya modern yang sangat cantik. Dari luar saja pencahayaannya sudah sangat memanjakan mata. “Kita enggak mungkin disuruh bayar, kan, Ma?” balasku. “Harusnya enggak, ya. Ya kali Dokter Arga malah nyuruh kita iuran. Kan dia yang ngajak.” “Iya, sih. Tapi siapa tahu?” “Enggak mungkin, Ris. Seribu persen ditraktir.” “Baiklah!” Akhirnya, aku dan Salma melangkah masuk. Di grup sudah di-share, meja kami ada di lantai dua. Kebetulan, lantai dua memang di-design khusus partai besar, minimal lima orang. “Kamu jadinya ngasih apa, Ma?” tanyaku saat kami berdua mulai menaiki tangga. “Aku beliin buku tentang bedah, Bahasa Inggris. Dibaca enggak dibaca, yang penting diharapkan bisa bermanf

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD