25. Tatapan Sendu

2001 Words

Aku sama sekali tidak heran jika Dokter Arga sudah disuruh menikah oleh kedua orang tuanya. Bagaimanapun, dia sudah hampir kepala tiga. Secara pekerjaan, dia juga sudah sangat mapan. Bagaimana tidak? Selain menjadi dokter spesialis, dia juga menjadi dosen di kampus. Jika hanya melihat ‘kulit luar’, bisa dibilang kalau Dokter Arga ini nyaris sempurna. Apa yang dia tidak punya? Di sini, aku harus objektif. Tampan, iya. Mapan, iya. Tinggi, sangat. Cerdas, sudah pasti. Wangi? Jangan ditanya. Aku saksi hidup betapa wangi aroma yang menguar dari badannya. Namun, aku tahu. Manusia tidak ada yang sempurna. Dan di sini aku tidak berniat mencari kekurangannya. Memangnya siapa aku sampai berhak menilai kekurangan orang lain? Kekuranganku saja sangat banyak. “Lihatin Dokter Arga terus, nih, yeee!

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD