Dara kebingungan melihat tingkah seorang anak laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali tengah berlari-lari di kamar basecamp mereka
"Anak siapa lagi ini dibawa kesini ?" Batinnya
Karena melihat tingkat anak ini yang menghancurkan seisi kamar pun Dara mencoba menghentikan nya, namun sayang anak ini tidak juga mendengarkan
"Biarkan saja, dia memang aktif seperti itu" ucap Arka yang baru saja memasuki kamar
"Anak siapa mas ?" Tanya Dara
"Anak gue" jawab singkatnya membuat Dara hanya menganga
"Gak perlu gitu juga ekspresi nya" ucap Arka membangunkan Dara dari diam nya
"Kelihatannya usia anak ini dan yang kemarin di villa tidak beda jauh dan juga wajah nya berbeda, apa kamu yakin dia anak mu ?" Tanya yakinkan Dara
"Ya iya lah bener dia anak gue, loe kira gue begok" sahutnya dengan nada meninggi
"Bukan gitu sih t.. ahh sudahlah bukan urusan ku, aku harus private itu anaknya jagain kasihan kamarnya hancur semua" ucap Dara meninggalkan Arka dikamar
Bukannya langsung ke ruangan tempat ia private tetapi Dara masuk ke dalam toilet untuk melakukan video call bersama Asher dan Danish
"Eih kalian sibuk gak ?" Tanya Dara
"Gue sibuk, kalau mau ghibah entaran aja" jawab Asher
"Gue juga, ada apa buruan bilang" ketus Danish
"Gak asik kalian, yaudah aku cuman mau tanya sekali doang" ucap Dara
"Emang mas Arka punya anak berapa ? Kok ada anak kelihatan seumuran sih sama yang kemarin tapi wajahnya beda banget" tanya Dara
"Yah gak penting banget sih loh cuman tanya gitu gangguin kita kerja" jawab Asher
"Gue serius Asher" geram Dara
"Gue juga serius, bye" ucap Asher sebelum mematikan panggilannya
"Mas Dan.."
"Tanya sendiri sama orangnya, bye" Danish pun menutup panggilannya
"Gak asik banget sih mereka gak mau cerita apa-apa ke gue, gini-gini kan juga partner mereka" gumam Dara
Tok tok tok
"Dar udah selesai belum nge-gosip nya buruan keluar" teriak Arka dari balik pintu toilet membuat Dara menepuk jidat
"b******k mereka pasti ngomong ke mas Arka nih" gumam geram Dara
"Iya iya bentar kebelet banget" sahut teriakan Dara
"Buruan gak usah akting, ini private management bukan private akting" sahut Arka
Ceklek
"Iya iya" balas Dara setelah membuka pintunya dan kemudian ia pergi meninggalkan toilet
Dua jam kemudian
"Sudah selesai ?" Tanya Arka dianggukannya
"Ada yang mau kamu tanyakan ?" Tanya Arka kembali
"Ti..dak" jawab ragu Dara seraya melihat-lihat rak buku di ruang kerja Arka
"Sepertinya iya" sahut Arka
"Ehm.." dehum Dara
"Anak tadi pagi ?" Ucap Arka sontak membuat Dara menatap Arka
"Iya dia anak ku" lanjut Arka
"Ouh, memang mas Arka punya anak berapa ?" Tanya Dara
"Empat" singkatnya
"Hah ? Usia berapa saja ?"
"Tiga, empat dan enam" jawabnya
"Yang satunya ?" Rasa penasaran Dara membuatnya terus bertanya
"Yang usia empat tahun ada dua, yang kamu lihat di malang dan yang tadi pagi" jelas Arka
"Mereka kembar ?" Tanya kembali Dara
"Tidak" bantah nya
"Lalu ?"
"Lalu apa ? Tentu saja mereka dari ibu yang berada" terangnya
"Hah ? M-mereka semua keempatnya dari ibu yang berbeda ?" Tanya serius Dara dianggukan Arka
"Wow, daebak" ucap kagum Dara
"Gak terlalu kaget juga sih. Tiap minggu saja yang dibawa ke kamar cewek nya ganti-ganti" gumam pelannya
"Apa kamu memikahi keempat nya ?" Tanya Dara
"Tidak" seraya menutup mapnya dengan kasar sontak membuat Dara bergidik terkejut dan membeku
"Aku hanya bertanggungjawab saja untuk anakku, tidak dengan ibunya" lanjutnya
"Sudah jam makan siang ayo ke atas makan" ajak Arka dianggukan Dara dan mengikuti langkah Arka pergi
"Tumben non Dara makan siang disini ?" Tanya bibi Yanti salah satu juru masak di rumah Arka
"Iya bik, lagi males makan diluar" jawabnya
"Dia lagi kekurangan uang karena itu dia numpang makan disini" sahut Arka
"Terserah lah mas mau bicara apa, yang penting sekarang aku makan, kenyang, pulang" balas Dara disahuti senyuman tipis oleh Arka
"Mas bisa kah aku meminta uang saku ke admin kantor ?" Tanya Dara ditengah-tengah makannya
"Untuk apa ?" Tanya Arka
"Tentu untuk saku ke tempat kerja. Aku tidak ada kendaran dan tempatnya sangat jauh naik ojek online sekali jalan saja empat puluh lima ribu" terang Dara
"Tidak perlu, biar aku antar saja" ucap Arka
"Oke" singkat Dara tanpa menolak
Setelah menyelesaikan makan siangnya Dara pun pergi bekerja dan diantarkan oleh Arka.
"Dar" panggil Arka memasuki tempat kerja Dara. Sontak rekan kerja Dara terkejut melihat seorang lelaki berbadan kekar atletis memanggil nama Dara
"Ada apa mas ?" Tanya Dara
"Kamu lupa uang saku mu" seraya memberikan beberapa lembar uang
"Thank you" jawabnya dianggukan Arka lalu pergi
"Siapa Dar ?" Cinta salah seorang teman kerja Dara
"Mas Arka" singkatnya
"Pacar ?" Tanya nya kembali
"Bukan, dia teman sekaligus bos besar kantor ku" terang Dara
"Boleh aku minta nomor nya ?" Pinta Cinta
"Untuk apa ?" Tanya Dara
"Berkenalan saja" jawabnya
"Maaf, minta saja sendiri kalau ketemu dia" tolak Dara yang mulai melakukan pekerjaan
Kling
"Kenapa kamu memberikan nomor ku pada teman mu ?"
"Hah ? Bicara apa sih nih orang" gumam bingung Dara
"Maksudnya ?" Balas pesan Dara
"Ini" balas Arka seraya mengirimkan capture chat w******p miliknya dengan seseorang yang ia kenal dan tak lain adalah Cinta teman sekantornya
"What" teriak kejut Dara
"Ada apa ?" Tanya Dyah yang terkejut melihat Dara
"Mbak Cinta dimana ya ?" Tanya Dara
"Sudah pulang, kan dia masuk pagi. Kenapa ?" Jawab Dyah
"Coba lihat" menunjukkan ponselnya
"Hah ? Maksudnya ? Mbak Cinta bagaimana bisa w******p mas Arka ? Apa kamu memberinya nomor mas Arka ?"
"Gak lah ! Bukan aku yang memberinya nomor mas Arka aku juga bingung bagaimana bisa dia bilang aku yang memberinya nomor mas Arka sedangkan aku tidak merasa dan lagi dia dapat nomornya mas Arka darimana ?" Jawab Dara
"Ada apa mbak ?" Tanya Febri yang baru saja memasuki ruang Administrasi
"Mbak Cinta w******p mas Arka dan mengatakan kalau aku yang memberinya nomor mas Arka" terang kesal Dara
"Ohh aku tadi seperti melihat dia memainkan ponsel mu saat kamu sedang ke ruangan poli anjing" ucap Febri
"Benarkah ?" Tanya Dara diiyakan Febri
----
Dara memasuki rumah Arka dengan mengendap-endap sampai di basecamp
"Kamu kenapa ?" Tanya bingung Danish
"Gak apa, cuman takut ada macan ngamuk" jawab Dara
"Hah ?" Bingung Danish
"Asher" panggil Arka sontak membuat Dara terkejut hingga melonjak ke kasur dan menutupi dirinya dengan selimut
Ceklek
"Mati aku mati, ngapain mas Arka masuk kamar ini" batin Dara
"Ash, berkas yang kemarin aku minta ambil dari notaris dimana ?" Tanya Arka
"Di ruang kerja ku mas"
"Bisa ambilkan sekarang ?"
"Iya bisa"
"Dan" panggil Arka melihat Danish menatap Dara yang bertutupkan selimut
"Hah iya mas" jawab Danish
Arka memberikan isyarat pada Danish untuk keluar dari kamar basecamp dan langsung saja ia meninggalkan kamar tersebut
Sraakk
Dara sontak membuka mata lebar seraya tersenyum menyeringai
"Ehm aku lapar mau ke dapur dulu mas" ucap Dara menghindarinya
Namun Arka menahan lengan Dara dengan eratnya membuat Dara kesakitan
"S-sumpah mas bukan Dara yang kasih, mbak Cinta sendiri yang ambil nomor mas Arka dari ponsel ku" ucap gugup Dara
"Mana ponsel mu" tanya Arka
Dara yang bergidik ketakutan segera mengambil ponselnya dan diberikan pada Arka
"Ini" memberikan kembali ponselnya dan segera pergi meninggalkan kamar meninggalkan Dara yang masih terdiam ketakutan
"Ada apa ?" Tanya Danish yang memasuki kamar
"Hufh itu tadi temen kerja ku w******p mas Arka, dia ambil nomor nya mas Arka secara diam-diam dari ponsel ku dan mengaku kalau aku yang memberikan" jelas Dara
"Ouh pantes jadi macan ngamuk" celetuk Danish
"Terus tadi kamu dibilangin apa sama mas Arka ?" Tanya Danish
"Gak dibilang apa-apa dia cuman minta ponsel ku saja" ucap Dara
"Ahh pasti dia menghapus nomor nya dari ponsel mu" ucap Danish
"Hah benarkah ?" Dara langsung memeriksa ponselnya
"Ahh iya benar" ucap Dara membenarkan tebakan Danish
"Setelah ini dia akan memberitahu kita untuk tidak memberikan nomornya padamu" terang Danish
"Lalu aku harus bagaimana ?" Tanya Dara
"Tenang aja, nanti kalau kamu sudah sepenuhnya bertanggung jawab pada perusahaan mu dia akan memberikan kembali nomor nya padamu. Kemungkinan sementara dia akan menyuruh aku dan Asher yang menghubungi mu jika ada apa-apa" jelas Danish membuat Dara sedikit tenang
"Yasudah mau gimana lagi" pasrahnya
----
Beberapa bulan kemudian
"Dar, bisa kita bicara ?" Tanya Arka memanggil Dara yang tengah asik bercanda gurau dengan Asher dan Danish
"Iya mas" Dara pun mengekor pada Arka
"Ada apa mas ?" Tanya Dara yang tengah duduk di sofa ruang kerja Arka
"Aku rasa kamu sudah cukup belajarnya, sudah saatnya kamu turun ke pekerjaan yang sebenarnya. Kamu harus berani dan bisa mengambil segala resiko memegang penuh perusahaan mu" ucap Arka dengan tegasnya
"T-tapi gimana kalau aku gak bisa ?" Ragu Dara
"Jangan pernah mengatakan tidak bisa jika kamu belum mencobanya" jawabnya
"Aku selalu ada dibelakang mu untuk membantu dan mendukung mu. Coba kamu lihat Asher dan Danish, mereka dulu sama seperti mu tidak mengerti apa-apa tapi mereka mau berusaha pada akhirnya mereka berhasil" lanjut Arka
"Besok ajukan pengunduran diri ke tempat kerja mu. Kemasi barang-barang dikos mu, pindah lah ke rumah mu sendiri. Meskipun rumah itu adalah kantor setidaknya kamu tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk tempat tinggal" pinta Arka yang hanya bisa dianggukan oleh Dara
Setelah pembicaraan mereka selesai, Dara pun kembali ke kamar basecamp dengan wajah lesunya
"Kamu kena marah mas Arka lagi ?" Tanya Danish yang digelengkannya
"Lalu ?" Tanya kembali Danish
"Mas Arka minta dia pindah ke kantor nya juga dia harus resign dari tempat kerjanya. Dia akan terjun langsung ke dunia kita" sahut Asher sontak membuat Dara dan Danish terkejut hingga menatap nya dengan tajam
"Apa" ucap Asher melihat tatapan mereka
"Mas Arka udah cerita dulu ke aku tadi sebelum dia panggil kamu" terang Asher
"Dimana ?" Tanya Dara
"Di dapur" jawab Asher membuat Dara mendengus kesal
"Sudah jangan dipikirkan terlalu berlebihan, yakin saja kamu bisa karena kita juga sama seperti mu pada akhirnya kami bisa. Meskipun kamu tidak ada basic di bisnis tetapi paling tidak ada kami yang siap membantu" ucap Asher mencoba menenangkan Dara
"Hufh, baiklah aku bisa akan aku buktikan" gumam Dara
Dara menatap langit gelap seraya menyandar di pagar balkon. Dia menghela nafas kasar sesekali dan memikirkan ketakutan nya
"Gak usah dipikirin" ucap Arka menghampiri Dara
"Gimana gak dipikir, itu perusahaan besar. Tanggungjawab juga besar, gak soal usaha nya saja tapi juga dua puluh lebih karyawan nasib nya ada ditangan ku. Aku takut akan membuat mereka kecewa bahkan menyusahkan mereka" jawab Dara
"Apa kamu hanya kepikiran soal mereka saja tidak memikirkan aku yang sudah susah payah membangun usaha milikmu ?" Ketus Arka
"Yahh itu juga terpikirkan tentunya tapi dikit. Dikiiit banget" jawab gurau Dara
"Kau" kesal Arka
"Oke oke banyak" sahut Dara seraya tersenyum bercanda
"Kalau kamu kesusahan jangan malu untuk langsung bertanya padaku" ucap Arka mencairkan suasana
"Hahaha gak mungkin aku malu tanya bahkan kalau bisa aku akan minta mas Arka yang menangani nya... Lagi" canda Dara
"Dasar bodoh ! Bagaimana kamu belajar kalau semua harus aku yang menangani" celetuk Arka
"Mau bagaimana lagi, aku benar-benar takut untuk terjun langsung ke perusahaan ku sendiri" pasrah Dara
"Sudah jangan terlalu menekan dirimu untuk ini, jalani saja yang ada" ucap Arka
"Mau tidur di kamar ku?" Tawar Arka sebelum meninggalkan balkon
"Gak perlu, aku bisa tidur di basecamp atau kalau mas Arka mau bantu aku tidur cepat bisa berikan satu kunci kamar lain yang kosong" balas Dara
"Hem, ayo" ajak Arka
"Kemana ?"
"Ambil kunci kamar lain" jelasnya
"Benarkah ?" Dianggukan Arka
"Yes" girangnya
Ceklek
"Ini kamar untukmu, disebelah kanan kamar Danish dan yang kiri kamar Asher" sontak Dara menganga mendengarkan penjelasan Arka
"Kalau mereka disini punya kamar kenapa selalu tidur di basecamp ?" Tanya Dara
"Mereka hanya tidur di kamar sendiri saat tidak minum" jelas Arka
"Kenapa ?" Tanya Dara
"Entahlah tanyakan pada mereka"
"Lalu kenapa mas Arka baru memberiku kamar ?" Tanya Dara
"Kamu tidak pernah meminta kamar padaku ?" Jawabnya
"Yah malu lah minta kamar di rumah orang" celetuknya
"Ini bukan rumah tapi kantor" jawab Arka yang langsung meninggalkan Dara
"Hah ?" Bingung Dara
"Sudahlah terserah" gumamnya memasuki kamar
"Wah besar sekali kamarnya. Gak kalah sama basecamp dan kamar mas Arka. Bersih juga, pasti setiap hari dibersihkan" gumam Dara takjub dengan kamar barunya
"Ahh, nyaman sekali kasur nya" ucap Dara yang berbaring di atas kasur
Kling
"Tidurlah yang nyenyak"
"Lah tumben dia chat gue gini" ucap Dara
"Ehh mas Arka kok punya nomor ku yah ? Padahal beberapa bulan dia chat pakai nomor Danish"
"Sudahlah terserah dia sebaiknya aku tidur saja" lanjutnya
Tok tok tok
"Dar bangun Dar" panggil Danish dari balik pintu
"Putri tidur buruan bangun" ucap Danish kembali
"Hoam, berisik sekali sih" kesal nya yang baru saja membuka mata
Ceklek
"Woi lu tidur kayak kebo, buruan bangun"
"Iya iya berisik ini bangun" jawabnya
"Buruan mandi, kita tunggu di meja makan" pinta Danish
"Hem iya"
Tek tek
"Pagi" sapa Dara
"Pagi" jawab serentak Danish dan Asher
"Dan, setelah sarapan antar Dara ke kosnya untuk berkemas" pinta Arka diiyakannya
"Sudah ajukan resign ?" Tanya nya pada Dara
"Sudah, mulai hari ini sudah tidak masuk kerja" jawabnya
"Bagus lah" sahut Arka
"Mulai besok kamu kerjakan pekerjaan kantor mu" lanjut Arka