Karina duduk terdiam di depan meja rias, tangannya gemetar sedikit saat membersihkan wajahnya. Wajahnya tampak pucat, lebih dari biasanya, seolah pantulan dirinya sendiri tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bergemuruh di dalam benaknya. Ternyata sudah hampir dua bulan menstruasinya tidak kunjung datang dan dia dengan bodoh melupakan jadwal menstruasi itu sampai tadi Edwin bertanya, rasa takutnya semakin menumpuk. "Menopause?" pikirnya, suaranya hanya menggema di dalam hatinya. Jika itu benar, mungkin itu yang paling ringan dari segala kemungkinan buruk yang menghantui pikirannya. Dia tahu, menopause akan membawa perubahan, kehilangan sedikit gairah, perubahan emosi, tetapi itu jauh lebih mudah diterima. Setidaknya, itu hanya bagian dari kehidupan yang alami. Tapi... seandainya b