Davi masih terpaku dengan segala pekerjaan yang harus ia kerjakan karena pekerjaannya sudah sangat menumpuk. Tapi semua pikiran tidak fokus pada kerjaannya. Yang ada di pikirannya hanya ada Sabrina. Apa ia benar-benar mulai menyukai Sabrina dan melupakan Sienna. Padahal sudah banyak gadis yang singgah dalam hidup Davi. Ya walaupun Davi hanya menganggapnya hanya sebagai teman tidur saja tidak lebih. Dan ia tak akan membiarkan para gadis itu masuk ke hatinya karena di dalam hatinya sudah ada nama Sienna disana. Tapi ketika Davi bertemu dengan sosok yang bernama Sabrina, tiba-tiba ia melupakan keberadaan Sienna untuk sementara. Seakan-akan Sabrina memiliki magnet yang menarik Davi untuk mendekat ke arah Sabrina. Dan untuk pertama kali ada gadis yang menampar Davi dan itu sebanyak 2 kali. Selain itu gadis itu tak silau dengan harta yang akan Davi berikan jika Sabrina menjadi "wanitanya".
Davi membuang semua pikiran itu. Wanita yang akan mengisi hatinya hanya seorang Sienna Rainhard. Tak akan pernah ada wanita lain yang bisa menggantikannya. Bila ada wanita lain berarti ia hanya sebagai pelepas gairah dan teman tidurnya di ranjang. Davi pun mulai melanjutkan pekerjaannya. Untuk membuang semua masalah yang berkecamuk di kepalanya.
Sementara itu ada seorang perempuan yang kedinginan karena ia kehujanan selama perjalanan menuju kantor bosnya. Yapsss perempuan itu adalah Sabrina. Tubuh Sabrina menggigil karena bajunya yang basah kuyub. Ia sudah tak ada jalan lain selain melakukan hal ini. Ia rela memberikan apapun yang ada pada dirinya bahkan harga dirinya sekalipun hanya untuk keselamatan sang ibu. Karena hanya sang ibu yang Sabrina punya di dunia ini. Jadi sang ibu pergi darinya ia tak punya siapa-siapa lagi. Jadi Sabrina akan mengambil jalan ini walaupun ia tahu ia akan menyesal nantinya. Ia sudah siap dengan segala macam konsekuensi yang akan dihadapinya nanti. Untuk saat ini keselamatan dan kesehatan sang ibu adalah prioritas utamanya.
Sabrina pun berjalan menuju ruangan bosnya. Untung saja semua karyawan sudah pada pulang jadi ga akan ada yang mengenalinya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dan Sabrina tahu jika bosnya itu masih ada di kantor. Karena ia tadi masih melihat mobilnya terparkir disana.
Sabrina pun melangkahkan kakinya dengan mantap. Dengan badan yang menggigil karena air hujan yang membasahi tubuhnya. Apalagi sekarang baju yang ia pakai sudah basah kuyub. Saat ini Sabrina sudah ada di lift menuju ruangan bosnya. Ketika pintu lift terbuka betapa kagetnya Sabrina ketika melihat orang yang akan ia temui ada di hadapannya.
"Kamu???" Kata Davi kaget melihat wanita yang ada dipikirannya tadi sekarang ada didepannya
Davi melihat ke arah Sabrina dari atas hingga bawah. Dengan badan yang basah kuyub dan menggigil membuatnya ingin menariknya ke dalam pelukannya memberikan kehangatan agar ia tidak kedinginan. Entah pikiran darimana ia merasa khawatir dengan keadaan gadis yang membuat konsentrasinya buyar begitu saja.
"Saya menerima tawaran bapak kemarin. Saya akan melakukan apapun yang bapak minta termasuk menjadi wanita simpanan bapak." kata Sabrina dengan suara yang bergetar dan to the point
Sabrina sudah pasrah dengan semua yang akan terjadi di depannya. Yang ada dipikirannya adalah keselamatan dan kesembuhan ibunya. Ia bahkan merendahkan dirinya sendiri dihadapan laki-laki yang akan mengambil harta paling berharga miliknya. Tapi Sabrina menegakkan kepalanya dan menatap mata Davi dengan kuat. Ia harus menjadi wanita yang kuat untuk ibu dan dirinya sendiri. Karena hanya itu yang Sabrina miliki sekarang. Ia akan menjadi kuat dan menghadapi hari esok dengan senyuman.
"Ikut saya." kata Davi dan menarik tangan Sabrina dan membawanya masuk lagi ke lift
Sabrina hanya ikut perintah Davi. Hawa dingin mulai menerpa tubuhnya. Apalagi hujan semakin lebat sehingga hawa dingin mulai menusuk tulang Sabrina.
"Pakai jas ini." Perintah Davi sambil memberikan jasnya pada Sabrina
Sabrina menerima jas milik Davi dan langsung memakainya.
"Kamu ga mau kan saya terkam gara-gara pakaian kamu yang basah menampakkan lekuk badan kamu." kata Davi dingin
" Makasi Pak." Jawab Sabrina membetukan dan merapatkan jas milik Davi ke badannya yang basah kuyub dan kedinginan
Dan Sabrina juga ga mau di terkam bosnya sekarang dalam keadaan seperti ini.
Mereka sudah ada di basment tempat mobil Davi berada.
"Masuk sekarang." perintah Davi
Sabrina pun hanya menurut ketika bosnya ini meminta ia masuk ke mobil. Sabrina sudah tak bisa berpikir panjang lagi. Yang ada di pikirannya hanya ibunya saja.
Mobil Davi pun segera meluncur ke apartemennya. Ia masih bingung dengan pikiran wanita yang ada di sebelahnya. Apa sebegitu butuhnya dia uang. Walaupun Davi tahu alasannya ia melakukan semua ini karena demi kesembuhan ibunya. Ia pun membuang semua pikiran itu dan segera melajukan mobilnya ke apartemennya.
@ apartemen Davi
"Ganti baju kamu dengan ini. Saya ga mau apartemen saya basah gara-gara baju kamu yang basah." Kata Davi
Davi memberikan baju milik Amanda adik Davi. Dan ia berpikir baju ini pas untuk badan Sabrina.
"Setelah kamu selesai kita harus bicara tentang semuanya." kata Davi datar
" Terima kasih Pak." kata Sabrina masih menunduk
Sabrina pun mengambil baju itu dan segera masuk ke kamar mandi.
Davi melihat pantulan dirinya di cermin. Ia baru saja selesai mandi sehingga rambutnya yang basah membasahi bahunya. Ia tak menyangka gadis itu akan datang sendiri menyerahkan dirinya.
"Davi apa yang harus loe perbuat sekarang? Apa loe akan mengambil kesempatan ini?
"Arghhhhh...."
Davi mengacak-ngacak rambutnya karena frustasi dan bingung.
Davi keluar dari kamarnya dan ia melihat Sabrina sudah ada di sofa miliknya. Ia begitu cantik mengenakan baju milik Amanda dan entah kenapa gairahnya kembali bangkit hanya dengan melihat Sabrina.
Tanpa pikir panjang Davi langsung berjalan menghampiri Sabrina dan dengan tiba-tiba langsung menciumnya. Tidak hanya mencium tapi juga melumatnya seakan tidak ada hari esok......