Kejadian itu tak bisa dicegah oleh siapa pun yang duduk di sana. Seorang pria yang seumuran mereka datang dengan penuh amarah, wajahnya merah padam karena emosi yang tak terkendali. Shaka kaget pastinya, pipi terasa nyeri dan tersulut emosi saat pria itu memukulnya tanpa peringatan.
Pria yang datang adalah Nuel—temannya.
"Eh, ada apa ini? Tenang bro, tenang," kata Xabiru, mengambil inisiatif untuk memisahkan kedua orang itu. Kala sendiri segera membantu Shaka yang masih memegang pipinya, sudut bibirnya tampak berdarah.
"Aman 'kan?" tanya Kala.
Shaka mengangguk sebagai jawaban, tapi tatapan matanya nyalang pada sosok Nuel yang terlihat penuh amarah itu. Shaka tak mengerti, kenapa Nuel tiba-tiba marah, padahal pria itu cukup dekat dengannya.
"Maksud lu apaan kayak gini? b*****t!" benta
