Jeni terbelalak dengan posisi masih terduduk di lantai, mata sipitnya itu membulat dengan pupil mata membesar. Di hadapannya menjulang sosok tinggi besar berpakaian hitam dengan kacamata yang membingkai wajah tegasnya. Glek. 'Ini kan si Hulk tadi.' "Eh, m-maaf Om. Saya gak sengaja." Gagap gadis itu sambil berdiri, memperbaiki posisinya. Lelaki paruh baya yang masih tampak tampan dengan tubuh tegapnya itu tersenyum ramah, wajah dinginnya tak sesuai dengan ekspresinya sekarang. Jeni kira si 'Hulk' ini tipikal orang dengan ekspresi minim dan irit omongan. "Adek gak pa-pa?" Tanyanya dengan raut wajah khawatir. Jeni langsung tersenyum lebar, tangannya dengan cepat mengambil HP yang tergeletak naas di ubin lantai. Dan sialnya layarnya retak. "Emm, gak pa-pa kok Om. Maaf ya tadi saya agak