Saat Valenia masuk ke ruang makan, semua anggota keluarga sudah selesai menyantap sarapan. Itu bukan hal yang aneh, sebab ia memang bangun kesiangan. Namun, yang sedikit berbeda kali ini adalah ayahnya, beserta istri dan Amelia, masih duduk di meja makan. Valenia segera menyadari, pasti ada kaitannya dengan apa yang Bi Anik katakan padanya. Ia yakin, ayahnya sudah mendengar usulan ibu Amelia untuk memaksa dirinya menikah dengan Sebastian. Tujuannya jelas, agar harta warisan tidak sepenuhnya jatuh ke tangan Valenia. Valenia menarik kursi dan duduk tenang. Ia sudah menduga arah pembicaraan ini, jadi sama sekali tidak terkejut. “Valenia,” suara ayahnya terdengar berat. “Ayah ingin bicara serius.” Valenia menatapnya lekat-lekat. “Tentang pernikahan dengan Sebastian, kan?” tanyanya langsung