Valenia terbangun ketika cahaya matahari menyelinap masuk lewat celah jendela, hangatnya membelai wajahnya. Perlahan ingatannya kembali, menyingkap bayangan tentang Boby yang membawanya ke hotel. Seketika tubuhnya menegang, rasa cemas menyergap. Dengan tergesa ia menoleh ke sekeliling, lalu menatap dirinya sendiri. Baru setelah menyadari bahwa ia berada di kamarnya, tubuhnya utuh dan tak tersentuh, barulah ia mengembuskan napas panjang. Rasa lega bercampur takut membuat matanya berkaca-kaca. Valenia merasakan gelombang penyesalan yang menyesakkan d**a. Betapa bodohnya ia selama ini, pernah menaruh rasa pada Boby, lelaki yang ternyata tanpa rasa malu mendekati adiknya sendiri. Ingatan itu membuat darahnya mendidih. Sesal yang tadinya hanya berputar-putar di kepalanya perlahan berubah menja