Kembalinya Sang Pewaris

1719 Words

Dua hari kemudian, pagi di Melbourne terasa berbeda. Udara dingin masih menyelimuti, tapi ada kehangatan yang tidak bisa dijelaskan memenuhi rumah itu. Koper-koper tersusun rapi di ruang tamu, dan suara langkah Celine yang sibuk mondar-mandir terdengar akrab di antara aroma kopi dan parfum lembut Valenia. Hari ini mereka akan pulang, Valenia, Sebastian, dan Celine. Kali ini bukan perjalanan pelarian, melainkan perjalanan pulang yang sesungguhnya. “Semua sudah siap, nona,” ujar Celine dengan senyum kecil, meski matanya sedikit berkaca. Valenia menoleh, menatap sang asisten yang sudah seperti saudara sendiri. “Terima kasih, Celine. Kalau bukan karena kamu, aku tidak tahu harus bagaimana waktu itu.” Celine tersenyum lembut. “Tugas saya memang mendampingi nona, ke mana pun nona pergi.”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD