Sebastian melangkah cepat di koridor rumah sakit, mengikuti arahan perawat menuju ruang dokter kandungan. Wajahnya masih menyimpan kekhawatiran, meski langkahnya tampak tegas. Begitu pintu diketuk dan ia dipersilakan masuk, dokter yang menangani Valenia langsung berdiri menyambutnya dengan senyum profesional. “Silakan duduk, Tuan Sebastian,” ujar dokter wanita itu ramah. Sebastian langsung duduk di hadapannya, tanpa bisa menyembunyikan rasa cemas di wajah. “Bagaimana kondisi Valenia, Dok? Dan bayi kami?” tanyanya cepat, suaranya terdengar menahan napas. Dokter tersenyum tipis. “Syukurlah, saat ini kondisi Nona Valenia dan janinnya sudah stabil. Tidak ada pendarahan atau tanda bahaya lain. Tapi…” Sebastian langsung menegakkan tubuhnya, menunggu penjelasan selanjutnya. “...saya saranka

