Cinta yang Menghangatkan, Rindu yang Menguatkan

1114 Words

Keesokan paginya, suasana kantor Ardana terasa lebih hidup dari biasanya. Ardian yang sedang memeriksa beberapa dokumen di ruangannya terlihat spontan menoleh ketika mendengar suara langkah kaki mantap memasuki kantor. Dan benar saja, Sebastian, dengan wajah cerah yang sudah lama tidak dilihat Ardian. Senyumnya terbentuk refleks. “Waduh, sinar matahari terbit di kantor!” seru Ardian sambil berdiri dan menyilangkan tangan di d**a. “Sepertinya seseorang baru saja mengantongi restu semalam?” Sebastian berhenti sesaat, lalu menatap sahabat dan asistennya itu sambil memutar bola mata pura-pura tak peduli dan acuh. “Apa maksudmu?” Ardian berinisiatif mendekat, menepuk pelan bahu bosnya. “Ayolah, Tuan. Sudah lama saya tidak lihat wajah cerah begini. Biasanya Tuan masuk dengan aura gelap d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD