POV Neni Bukannya kasihan, Melihat wajah sedih Mas Yoga sepeninggal istrinya, aku malah sebal. Itu salahnya sendiri, bertindak tanpa memikirkannya masak-masak. Aku lagi-lagi menatapnya tak senang. Ia terus membuang napas berkali-kali. "Benar yang dikatakan Cinta, sebaiknya kamu kembali ke Jakarta, Mas." Tatapannya terpaku beberapa lama padaku sebelum menggeleng lemah. Ia terlihat begitu patah hati, maka kubuatkan ia teh, meletakkannya ke hadapannya. "Kalau aku adalah Cinta, aku pasti akan melakukan hal yang sama sepertinya." Aku duduk di sampingnya. Mas Yoga terlihat tak b*******h bahkan hanya sekadar membuka mulut. Beda sekali sikapnya terakhir kali yang terlihat amat membenciku. Ia seperti kucing kecil di tengah hujan deras yang butuh perlindungan. Namun, aku tak ingin melakukan ha