86. Kebenaran yang Menyenangkan

1310 Words

Alex tidak bisa melupakan apa yang terjadi di kolam tadi pagi. Pikirannya terus tertuju pada kata-kata tante genit itu dan mamanya. Alhasil, bocah kecil itu banyak merenung saat Ana mengajaknya melihat langit sore yang terpantul di lautan dari pinggir kapal. Dua gelas es lemon segar menemani santai sore mereka kali ini. Tiba-tiba saja, sekumpulan lumba-lumba mendekat dan berlompatan di sekitar kapal mereka. ana langsung menjerit kegirangan. Matanya yang hitam bersinar bahagia. Refleks, dia menyeret tangan Alex menuju pembatas untuk melihat lumba-lumba lebih dekat. “Hati-hati, Ana!” teriak Elena dari beakang. Gadis kecil itu tidak mendengarkan teriakan sang pengasuh. Dia menggandeng Alex sekaligus berpegangan erat pada pagar pembatas. “Alex, lihat! Itu lumba-lumba.” Jari Ana yang mungil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD