“Mungkin Nai ke toilet juga.” Sera hanya menggumam begitu tiba di meja, dia lalu memilih beranjak membawa mangkuk kosongnya menuju ke salad bar. Sesungguhnya Sera sudah tidak terganggu dengan semua omongan Aida, dia menganggap omongan wanita itu bagaikan angin lalu. Sebab, sekali pun ada kemungkinan masnya masih memiliki cinta untuk Cantika, atau bahkan ingin kembali pada mantan calon istrinya, itu bukan lagi menjadi urusan Sera. Kini, urusannya hanya dengan masnya, bukan lagi masa lalu masnya, karena Sera tidak akan melewati teritori itu di saat perasaan suaminya saja belum jelas. Meski pun perasaan ingin memiliki Mas Renjana masih sering muncul dalam benak, apalagi saat pria itu benar-benar menunjukkan sosok suami yang sempurna, namun dia tidak akan melewati batas. Jika memang