Ego yang Menguras Logika

1153 Words

Hujan turun perlahan di luar jendela apartemen Shanum dan meninggalkan jejak-jejak air yang mengalir pelan di permukaan kaca. Udara di dalam ruangan terasa dingin, meskipun tak menyalakan pendingin ruangan. Tapi bukan suhu yang membuat Lira menggigil. Semua kepahitan hidup ini yang membuat Lira merasa berada di dalam kabut bersalju. Duduk di sofa dengan tangan meremas selimut di pangkuannya, Lira menatap kosong ke arah lantai. Matanya bengkak. Sisa air mata masih membekas di pipinya. Di seberangnya, Shanum duduk bersila di sofa lain sambil menatap sahabatnya dengan penuh iba. Di hadapannya, di atas meja, dua cangkir teh yang sudah mulai dingin hanya terabaikan begitu saja. "Lira .…" Shanum akhirnya membuka suara, suaranya lembut, tapi ada ketegasan di sana. "Kamu yakin sama keputusan in

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD