Albert memperhatikan Kiara yang sedang duduk sendirian di ruang tengah mansion. Wanita itu tampak sedang membaca salah satu dari puluhan novel romance yang baru ia belikan beberapa minggu lalu. Cahaya senja menyorot dari jendela kaca besar di belakangnya, membingkai wajah Kiara yang tetap tenang, meski ada bayang kegelisahan yang tak pernah benar-benar hilang dari matanya. Albert berjalan mendekat pelan, langkahnya mantap, tak terburu namun penuh tekanan. Suara dehaman ringan keluar dari tenggorokannya, sengaja ia buat agar Kiara menoleh.
Dan benar saja. Kiara menurunkan bukunya, menatapnya dengan satu alis terangkat. Sorot matanya tenang tapi penuh tanda tanya, seakan ingin bertanya, "Apa lagi sekarang?" Tanpa berkata, Albert duduk di sampingnya, menjaga jarak tipis namun cukup dekat unt
