Wajah Verlyn merah padam. Selain karena marah pada ucapan mantan suaminya, ia juga tengah merasa malu akibat gairah yang sempat tak tertahankan tadi. Bisa-bisanya dia begitu bernafsu saat mencium Evander. "Apa maksud ucapan Anda?" Berbeda dengan Verlyn yang memilih untuk diam, Evan justru membuka suara. "Ucapan saya yang mana? Yang sehari kami bisa berkali-kali? Anda pasti sudah merasakan, kan ... kalau mantan istri saya ini begitu hot." "Lancang sekali Anda. Mau apa pun yang kami lakukan, saya rasa bukan lagi urusan Anda. Anda ini aneh. Verlyn ini sudah bukan siapa-siapa Anda, tapi Anda masih saja ikut campur. Atau, Anda sedang meratapi nasib Anda, sedang merasakan penyesalan yang begitu dalam?!" ucap Evan tajam. "Ya! Saya memang menyesal. Karena itulah, saya tidak akan pernah rela