Bab 4. Noah

1066 Words
Noah Alexander Rahadi, sosoknya begitu disegani terutama oleh kelompoknya yang terkenal sebagai salah satu geng motor paling ditakuti. Kiprahnya di dunia balap liar sudah sangat terkenal, bahkan beberapa kali mereka sempat ditangkap pihak berwajib akibat ulah merasakan dan kegaduhan yang mereka lakukan. Noah terkenal pemarah dan kerap melakukan kekerasan pada siapapun, Noah sering dianggap sebagai preman jalanan. Meski begitu, ia tidak pernah mencelakai orang-orang yang tidak memiliki urusan dengannya. Malam itu, saat salah satu kubu musuh tiba-tiba datang menyerang dan Noah dalam keadaan lengah, perkelahian pun tidak dapat dihindari. Hasilnya, Noah terluka di bagian leher hingga harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka sayat yang nyaris saja merenggut nyawanya. Beruntung langsung ditangani dengan baik oleh seorang dokter yang juga sebelumnya harus bertengkar dengan beberapa anak buahnya. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Johan, sang kakek. “Aku tidak akan mati hanya karena luka kecil seperti ini,” Noah memalingkan wajah ke arah jendela kamar, beberapa hari ini ia terpaksa dikurung di rumah, lebih tepatnya di dalam kamar setelah insiden malam itu. Johan benar-benar menyewa beberapa pengawal untuk memastikan Noah ada di dalam rumah. “Lukamu cukup parah, Noah. Terlambat sedikit saja, nyawa taruhannya.” Johan sangat khawatir, apalagi setelah mendapat informasi bahwa cucu kesayangannya mengalami kecelakaan. Walaupun kecelakaan tersebut terjadi akibat ulahnya sendiri, tetap saja membuat Johan khawatir. “Sekarang sudah sembuh.” balasnya acuh. “Tidak bisa seperti ini terus, Noah. Kamu harus berubah, kamu adalah penerus keluarga ini dan kamu yang bertanggung jawab penuh untuk kelangsungan perusahaan milikku. Jika kamu seperti ini terus, maka aku akan,,” “Memberikan kepercayaan pada keluarga Adira?” Noah tersenyum sinis. “Berikan saja! Aku tidak butuh kekuasaan, apalagi berburu harta dan rela menjadi penjilat,” Noah menoleh ke arah sosok lelaki bertubuh tinggi yang selalu ada disekitar kakeknya, dia adalah Yunus Adira, salah satu orang yang sangat dipercaya oleh kakek. “Aku muak dengan kehidupan yang menjijikan, aku ingin bebas.” ucapnya lagi. “Kamu adalah cucuku satu-satunya, kamu lah yang memiliki hak penuh atas apa yang aku miliki saat ini dan kamu juga berkewajiban untuk memikul semua tanggung jawab itu.” Johan tau, berdebat dengan Noah hanya akan membuatnya semakin memberontak. “Sudah waktunya untuk berubah, jangan membuang waktumu untuk hal-hal yang tidak penting!” Noah menoleh ke arah Johan. “Kakek nggak pernah lupa kan, siapa yang membuat kekacauan ini? Siapa yang membuat ayah celaka?” “Jangan mengungkit masa lalu, tuduhan mu tidak beralasan dan tidak ada bukti kuat.” “Masih butuh bukti setelah mendengar sendiri percakapan waktu itu?!” Noah menatap sinis. “Cukup Noah! Sudah terlalu lama kamu hidup dalam kebebasan dan tanpa aturan, sudah saatnya kamu kembali kejalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin sesungguhnya.” “Kakek ingin aku bernasib seperti ayah?” Noah terkekeh. “Baiklah, akan aku lakukan. Tapi akan aku pastikan, bukan aku yang menjadi tumbal keserakahan dia kali ini.” Noah menatap sinis ke arah Yunus, sosok lelaki yang sangat dibencinya. “Kakek akan mengatur jadwal pertemuan dengan keluarga Wijaya, salah satu keluarga baik-baik dan mereka memiliki dua cucu yang sangat cantik. Kamu akan menikahi salah satu dari mereka, sebagai langkah awal untuk memulai kehidupan baru. Kamu butuh seorang pendamping yang tepat, yang bisa mengendalikan mu.” “Coba saja kalau bisa,,” Noah tersenyum menantang. “Aku yang akan dikendalikan atau dia yang akan aku kendalikan.” Terperangkap di dalam kamar dan tidak bisa bergerak bebas seperti biasanya membuat Noah merasa bosan. Tubuhnya memang terkurung di rumah, tapi tidak dengan segala informasi yang selalu diterimanya. Beberapa anggota geng motor berhasil masuk ke kediaman Noah, mengantarkan informasi yang sangat dibutuhkan Noah. Salah satunya tentang informasi keluarga Wijaya yang digadang-gadang akan menjalin kerja sama melalui perjodohan. Tidak ada perjodohan tanpa adanya keuntungan dari kedua belah pihak, bisnis tetap saja bisnis dan Noah pun tahu, kakeknya tidak mungkin menjodohkannya dengan sembarang orang. “Kami sudah mendapatkan informasinya,” seorang anggota datang melalui jendela kamar, di jam-jam pengawasan mulai lengah. “Ini beberapa informasi yang dapat kami kumpulkan tentang keluarga Wijaya. Menurut informasi yang kami dapat, keluarga Wijaya dan Yunus memiliki hubungan yang cukup dekat.” Noah menatap layar ponsel dimana terdapat beberapa informasi disana mengenai keluarga Wijaya. “Hubungan keluarga?” tanya Noah. “Mungkin, untuk pastinya kami tidak tahu. Tapi mereka memiliki hubungan yang sangat baik dan dekat.” Tiba-tiba senyum licik terlihat di wajahnya, sebuah rencana muncul dan akan menjadi sebuah pertunjukan yang sangat menarik. “Mana calon pengantin ku?” tanya Noah lagi, ingin melihat seperti apa calon kekasih yang juga calon istrinya itu “Ini, mereka memiliki dua cucu.” menunjukkan gambar dua wanita cantik yang membuat kedua mata Noah terbelalak. “Dia?!” tanyanya tidak percaya. “Benar, ketua!” Noah tertawa, “lelucon apa ini?” “Salah satu dari mereka akan menjadi calon istri Ketua Noah, tapi kami tidak tahu siapa diantara mereka yang akan di jodohkan.” “Tentu saja dia!” Dengan percaya diri, Noah menunjuk ke arah gambar Davina. “Dia yang paling dekat mendekati kriteria Kakek,” “Tapi, yang ini lebih cantik.” Lelaki itu menunjukkan ke arah gambar Laura. “Dia merupakan salah satu artis dan juga model ternama ibu kota, kecantikannya tidak diragukan lagi. Sangat serasi dengan ketua,” “Tidak.” Noah menggelengkan kepalanya. “Aku ingin dia,” tunjuknya pada gambar Davina. “Dia membuatku penasaran dan ingin tahu bagaimana reaksinya nanti setelah tahu bahwa aku adalah calon suaminya.” “Dia adalah dokter yang waktu itu?!” “Benar. Dan aku ingin dia, bukan artis murahan itu!” Noah sudah memilih, sejak pertama bertemu dengan Davina malam itu, ia memang merasa tertarik pada wanita yang memiliki keberanian tinggal. Dimana Davina tidak terlihat takut menghadapi geng dan berani bertindak cepat diwaktu yang tepat juga. Tatapan sinis dan acuh membuat Noah semakin penasaran, dan ingin tahu seperti apa sosok wanita itu dan dalam kesempatan yang serba kebetulan itu pula, Noah pun ingin membuktikan pada Yunus bahwa ia bukan hanya sekedar berandalan biasa,dia pun memiliki kekuatan yang besar untuk melawannya dan juga untuk menguak fakta kematian ayahnya. “Tapi Ketua, keluarga Wijaya kemungkinan bersekongkol dengan Yunus untuk melawan ketua,” “Kita lihat saja nanti, siapa yang akan menjadi pengendali. Aku atau Yunus. Lelaki tua itu menggunakan wanita sebagai senjata untuk mengalahkan ku,” jawabnya penuh amarah. “Tapi aku pun akan melakukan hal yang sama, menjadikan wanita itu sebagai sumber kelemahannya nanti.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD