Asep melongo. Ia masih tak percaya kalau teman sekamarnya akan pergi ke rumah bos nya. Rumah bos cantik dan paling jutek. Asep masih tak percaya, kalau teman sekamarnya akan menikahi bos nya. Menikahi bos cantik dan paling jutek.
Plak
Asep seketika tersadar. Ia langsung ambruk di lantai. Sembari memegangi pipinya yang nampak perih dan panas. Ia menatap seorang wanita cantik dengan raut wajah sinis. Telunjuk lentiknya menunjuk wajahnya.
"Ambilkan semua barang Ismail, bawa masuk ke dalam mobilku. Tanpa banyak tanya! Paham!" Bentaknya. Asep seketika mengangguk dan bagai kerbau di cucuk hidungnya. Ia menjalankan semua perintahnya.
Bagaimana dengan Ismail? Ismail sudah masuk ke dalam mobil dengan keadaan pingsan. Karena demamnya belum juga sembuh bahkan jadi makin parah, itulah kenapa Sasha mempercepat kepindahan Ismail ke rumahnya. Ia tak mau lebih repot dari ini. Andai ini di w*****d, Sasha pasti sudah meminta bodyguard untuk mengangkat Ismail dan menyelesaikan semuanya.
Sayangnya kenyataan tak seindah cerita w*****d. Apalagi cerita dari penulis bernama pena tri102020. Sasha langsung menghapus nama itu. Nggak penting!
Sasha masuk ke dalam mobil setelah Asep menyelesaikan semua pekerjaanya. Sasha melempar segepok uang dua ribuan di depan Asep.
"Itu ada satu juta, maaf kalau pecahan dua ribu, bank kehabisan uang seratusan. Ingat, saat nanti di kantor, tidak usah banyak bicara. Anggap saja hal ini adalah wajar. Paham?"
"Pa...paham, Bu."
"Bagus, saya permisi." Sasha langsung tancap gas begitu pamit pada Asep.
Asep mengambil uang gepokan itu. Dan langsung masuk ke dalam rumah.
Ismail sadar ia merasakan pusing yang amat sangat di kepalanya. Ia merasa haus dan melihat segelas air di samping tempat tidur. Dengan susah payah Ismail meraih segelas air itu dan meneguknya dengan cepat.
"Sudah sadar?" Ismail tersentak dan langsung menaruh gelas itu di meja. Ia menatap orang yang menyapanya. Pandangannya masih buram, tapi Ismail tau itu Sasha. Sasha mendekat dan duduk di samping Ismail.
"Bu, saya."
"Diamlah, ini silahkan di baca."
"Apa ini?" Tanya Ismail sembari menerima selembar kertas. Ismail semakin pusing karena tulisan yang kecil dan kepalanya masih berkunang-kunang.
"Bacalah, dan tanda tangani." Sasha langsung keluar kamar lagi. Tanpa mengucap sepatah katapun. Dengan susah payah Ismail membaca tulisan di kertas itu. Matanya terbelalak.
Perjanjian pranikah.
Yang bertanda tangan di bawah ini. Menyepakati perjanjian kontrak yang di buat bersama.
Adapun perjanjian tersebut ialah :
1. Satu tahun pernikahan tanpa cinta.
2. Di larang keras, jatuh cinta dan mengatur apapun pada pihak pertama.
3. Pihak pertama berhak atas tubuh pihak kedua.
4. Pihak pertama berhak mengatur apapun pada pihak kedua tanpa ada bantahan.
5. Selama satu tahun, harus bisa membuat pihak pertama hamil.
6. Pihak pertama hamil, artinya perceraian di depan mata.
7. Selesai melahirkan perceraian di tanda tangani. Tanpa ada tuntutan apapun.
8. Pihak pertama dengan suka rela akan memberikan sebagian hartanya untuk pihak kedua. Tak boleh di tolak tak boleh di bantah.
9. Perjanjian ini di atas materai. Apabila dalam setahun pihak kedua meminta cerai atau pisah paksa, maka pihak kedua akan berurusan dengan kepolisian.
10. Dilarang bertanya apapun masalah pribadi. Tanpa ada perintah dari pihak pertama.
Menandatangani
Pihak pertama. Pihak kedua
Sasha Cristalia Jisung. Taufik Ismail
Ismail melipat kertas itu. Merebahkan dirinya dan menutup wajahnya. Hidungnya sudah mulai mengeluarkan darah segar lagi.
Anak? Ya Allah.... Gimana buatnya ya?