CHAPTER 4

2333 Words
"hoam" seraya menggeliat. Cia membuka matanya yang baru saja terbangun. Melihat setiap sudut ruangan dan ranjangnya yang kosong Cia langsung bangkit dari ranjang "K-kak.. kakak dimana?" Cia yang kebingungan, mencari Gio hingga keluar kamar "ahh" "Uhhmm" "Emm" "Le-lebih cepat pak" "P-pak" "Hussstt, sudah ku bilang panggil Gio saja Git" pinta Gio yang masih menikmati permainan-nya dengan Gita sekertaris-nya "I-iya p.. ahh.. Gio" balas Gita yang terbata-bata Mendengar samar-samar suara Gio dengan seorang wanita, Cia langsung menghampiri-nya dengan perlahan ia membuka pintu kamar tempat suara tersebut berasal Cia membelalakan mata terkejut dengan apa yang ia lihat. "Astaga, kakak ini diminta jagain Cia tidur malah asik sama kak Gita" ucap Cia seraya menggelengkan kepala "Ahh" Gio seraya melemparkan tubuhnya di samping Gita "Cia" seru Gio yang terkejut melihat Cia sudah berdiri di depan pintu kamar tamu melihatnya dan Gita yang tengah telanjang bulat Dengan cepat Gita menutupi tubuhnya dengan selimut. "Kamu ngapain disitu ??" Tanya Gio yang langsung menutupi tubuhnya menggunakan pakaian kimono "Lagi nonton live streaming" jawabnya yang santai "Kamu kok udah bangun?" Tanya Gio yang mengajak Cia pergi dari depan pintu kamar dan tentu menutup pintunya "Heh big bro ini sudah jam berapa.. jelas lah aku sudah bangun" terang Cia menunjukkan jam di dinding "Terus kamu ngapain ngintipin kamar tamu?" Tanya Gio dengan geram "Udah dibilang lagi nonton live streaming" jawabnya kembali "Cia.. kakak serius" Gio mulai menaikkan nadanya "Cia juga serius kak" balas Cia "Cia tadi gak sengaja denger suara erotis kenceng banget jadi penasaran dong.. aku kira itu suara layar tancep ehh taunya live streaming.." sambung Cia "Udah tau suaranya erotis kenapa masih disamperin.. kenapa malah ditonton" tanya Gio "Yah terserah Cia dong.. kan mata Cia yang nonton kok kakak yang sewot?" Tanya Cia seraya mengejek "Ya iya dong.. yang kamu lihat kakak" sahut kesal Gio "Yaelah santai aja bro.. udah sering liat live streaming mu sama banyak cewek.. udah gak kaget.." sahut Cia seraya berjalan menuju dapur membuka lemari es dan mengambil minuman tentu diikuti oleh Gio dari belakang Mendengar perkataan Cia ia membelalakan mata seraya mengenga lebar. Gio bingung untuk melontarkan pertanyaan maupun perkataan untuk Cia Cia yang tengah menuang air es kedalam gelas lalu memutar tubuhnya sangat terkejut saat menemukan Gio sudah sangat dengannya bahkan hingga menempel mempersulit geraknya "Kenapa kak?" Tanya Cia "Sudah berapa kali kamu lakuin itu ??" Tanya balik Gio "Nonton live streaming .. emm sudah 6.. ehh atau 9 kali yah.. lupa udah sering" seraya menatap mata tajam Gio yang mengernyit "Kenapa?" Sahut Gio "Apanya yang kenapa?" Cia bertanya balim "Kenapa kamu sering nontonin kakak gituan?" Tanya jelas Gio "Ouh.. ya gak apa-apa.. daripada aku download cuman bisa membayangkan.. live streaming lebih seru deh.." balas Cia "Ci" "Kenapa?" Tanya Cia "Cia udah gede kak, udah lah gak usah dibahas.. itu juga hal tabu kan.. kakak juga sering cerita-cerita sama kak Andrew kan.. mama papa juga tau kalo kakak ke apartemen pasti karena sedang gituan sama cewek.." terang Cia "Sejak kapan kamu mulai lihat kakak kayak gitu?" "Emm sejak SMP kelas dua" seraya tersenyum lebar "P-pak.. S-sa" ucap Gita yang kini telah berpakaian lengkap dan rapi tentu dengan menunduk malu melihat Cia namun berbeda dengan Cia yang melihatnya dengan tersenyum menyeringai "Kamu boleh pergi Git" sahut Gio yang dianggukan Gita dan langsung meninggalkan apartemen Gio "Apa?" Tanya Cia yang melihat tatapan Gio yang sangat tajam dan tengah mengunci tubuhnya yang betumpu lemari es Gio mendekatkan bibirnya dan Cia namun dengan segera Cia menepisnya menutup bibirnya dengan tangannya dan mendorong wajah Gio "Iiihh jijik.. bekas orang" seraya mendorong tubuh Gio menghindar dari lelaki tersebut dan membuat Gio hanya tersenyum menyeringai Cia berjalan memasuki kamar Gio kembali mengambil ponselnya dan mulai berkutat dengan ponselnya. Sedangkan Gio memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarnya untuk membersihkan diri. Gio yang keluar dari kamar mandi memakai kimono kembali namun kimono yang berbeda. Ia menghampiri Cia yang berbaring di ranjang namun justru Cia bangkit dari ranjang berjalan menjauhi ranjang tempat Gio kini telah berbaring "Dek mau kemana?" tanya Gio "Mandi bang.. belum mandi dari kemarin" sahut Cia sembari tertawa "Jorok!" Sahut Cio dibalas senyum mengembang dari Cia "Baju Cia masih ada yang di sini kan?" Tanya Cia yang berada di depan pintu kamar mandi "Iya, cari aja di walk in closet" balas singkat Gio yang meraih ponselnya di meja dan Cia pun segera membersihkan diri setelah mendengar jawaban Gio "Kak baju Cia disebelah mana? Ini cuman ada baju kakak" teriak tanya Cia dari walk in closet "Di situ, cari aja sendiri" sahut Gio "Gak ada, dipindah ART yang bersihin Apartemen kakak kali" sahut Cia kembali "Haduh ka.. mu nih" kesal Gio yang telah berada di walk in closet melihat Cia yang hanya memakai dalaman membuatnya susah menelan salivanya Berbeda dengan Cia yang terkejut melihat Gio telah berada di hadapannya dengan segera ia meraih handuknya kembali menutupi tubuhnya "Kakak ngapain" geram Cia "Kan kamu nanya ke kakak, ya kakak mau bantuin kamu cari" balas Gio "Hem.. tanya dulu kek 'Ci biar kakak bantu cari' gitu kan bisa" balas Cia yang mengerucutkan bibir membuat Gio tersenyum menyeringai Gio mulai mendekati Cia mengunci tubuh Cia di ujung lemari membuat Cia kesusahan bergerak bahkan tubuhnya dan Gio tidak memiliki jeda sama sekali karena kini bibir Gio telah berada tepat di samping telinga kanannya Cia yang tengah menoleh ke samping "K-kak" Bukan nya menjawab ia justru melumat bibir Cia membuat Cia membulatkan mata Gio meraih rahang Cia mengarahkan ciumannya untuk semakin dalam membuat Cia menutup mata seraya menahan nafas Menikmati permainan Gio membuat Cia tidak sadar bahwa handuk yang ia kenakan telah meninggalkan tubuhnya dan itu membuat Gio leluasa menjelajahi tubuh Cia dengan sapuan lembut dan sedikit kasar dari tangannya. Meremas buah d**a Cia dengan kasar memutar putingnya dari balik kain penutup membuat Cia mengerang dan mengikuti permainan Gio tanpa sadar tangannya telah menggelayut di leher Gio Semakin membuat Gio tersenyum menyeringai di dalam dadanya karena respon Cia yang diluar dugaan Gio menggendong tubuh Cia tanpa melepaskan ciumannya, membaringkan Cia di atas ranjang yang ada di kamar tersebut dan tentu Gio berada diatas Cia Gio melepaskan pengait di punggung Cia membuat buah d**a Cia tumpah begitu saja dan membiarkan dirinya memperhatikan pemandangan tersebut dengan leluasa. Gio menurunkan lumatannya dan kini telah berada di buah d**a Cia "K-kak" Erangan dari Cia membuat tubuh Gio semakin menggebu-gebu untuk memperdalam permainannya "Aahhh" erang Cia menikmati sentuhan tangan Gio di antara kedua pahanya "Aaa...ahh" semakin membuat Cia melayang dengan sentuhan tangan Gio yang sangat mahir memuaskan "K-kak" frustasi Cia mendapatkan sentuhan yang asing namun ia nikmati. Gio melepaskan kain penutup terakhir yang ada pada Cia melemparnya sembarangan dengan cepat ia merusut. bibirnya bermain di area bawah Cia, ia memainkan lidahnya membuat Cia semakin frustasi dengan satu jari Gio menerobos masuk milik Cia "Ahh" "milikmu menarik satu jariku dengan kuat" ucap Gio di tengah permainan membuat pipi Cia memerah seperti tomat Gio melepaskan kimono dan kain penutup yang ada pada dirinya. Menyamakan dirinya dan Cia yang telanjang bulat. Cia yang terus menutup mata mengerang seraya mengigit bibir bawah semakin membuat Gio leluasa menikmati tubuh mulusnya Gio menggesekkan miliknya di area sensitif Cia membuat wanita dibawahnya membuka mata membelalak "K-kak" Cia sedikit kesal Mendengar protesan Cia bukannya berhenti Gio malah mencoba menerobos milik Cia yang masih tertutup rapat. "Aku tau ini pertama kalinya untukmu.. bersabarlah sayang.. ini akan sakit tapi segera aku buat kamu menikmatinya" ucap tenang Gio pada Cia yang tentu Cia sangat ragu mencoba menahan agar Gio tidak memasukkan miliknya "Aaahh" keluh Cia yang kesakitan mendapatkan milik Gio setengah telah berada di dalamnya Gio melumat bibir Cia mendapatkan gigitan yang menyakitkan dari Cia saat Cia menahan sakit membiasakan milik Gio didalamnya Dirasa Cia mulai sedikit rileks ia mencoba memasukkan seluruh miliknya semakin dalam dan mengalihkan rasa sakit Cia dengan lumatan dan sentuhan tangannya di area sensitif Cia "Ahhmm" "Emm" "Hesshh" "K-kak" "U-udah gak kuat" ucap Cia ditengah erangannya "Bentar lagi dek" balas Gio yang menikmatinya "Ahh" Gio mengehentak kasar mengakhiri permainannya Gio melemparkan tubuhnya disamping Cia sejenak yang lalu menoleh pada Cia seraya tersenyum tipis. Gio mencium kening Cia dan kemudian menutup tubuh mereka dengan selimut memeluk tubuh Cia dengan lembut seraya mengusap wajah Cia yang tengah menutup mata "Aku mencintaimu" ucap Gio sebelum menutup mata tertidur ---- "Eumm" seraya menggeliat "Auuw" merasakan sakit diantara kedua pahanya "Apa terasa sakit?" Tanya Gio yang tengah memandangi wajah Cia "He'em" seraya mengangguk Gio melumat bibir Cia membuat wanita itu menutup matanya sejenak "Maaf" ucap Gio setelah mengakhiri lumatannya "A-aku.." ragu Gio "Cia tau, kakak nahan kan kalau lagi nemenin Cia tidur" sahut Cia memotong ucapan Gio dan dianggukan Gio "Bagaimana kamu tau?" Tanya Gio "Ya kan aku gak sepolos itu kak sampek gak tau cowok lagi tegang" balas Cia seraya menggesekkan kakinya pada kaki Gio "Ouh jadi kalau kamu tidur kadang gesek-gesek ke kaki kakak itu emang sengaja" sahut Gio yang sedikit kesal dibalas Cia dengan mengangkat alisnya seraya terseringai "Awas kamu yahh" balas Gio mengernyit "Kakak mau apa?" Tanya Cia "Mau bales" singkat Gio yang menggelitiki Cia dan membuat tawa diantara mereka "U-udah kak.. Cia gak kuat masih sakit dibawah ini" seraya tertawa "Bagaimana rasanya?" Tanya bisik Gio membuat Cia mengernyit "Apanya ??" Bingung Cia "Yang tadi" singkat Gio "Kurang lama" canda Cia "Mau lagi ??" Tanya Gio "Gak ahh udahan.. laper" sahut Cia "Sekali lagi ya abis itu kita keluar cari makan?" Tanya Gio "Gila! Gak! Ini aja sakitnya minta ampun susah gerak" protes Cia "Katanya kurang lama" gurau Gio "Kurang lama tidurnya bukan gituannya" elak Cia "Hem ada aja alasannya" sahut Gio Gio bangkit dari ranjang dan menggendong Cia dengan bridal "Kakak mau ngapain?" Tanya Cia "Mandiin kamu" balas Gio seraya menggendong Cia berjalan memasuki kamar mandi "Cia bisa mandi sendiri" tolak Cia "Mandi berdua.. janji gak gituan lagi.. cuman mandi" balas Gio "Beneran mandi aja ya?" Tanya yakin Cia dianggukan Gio Kemudian mereka mandi bersama dan benar Gio hanya berniat mengajak Cia mandi dibawah pancuran shower dengan air hangat sesekali Gio mencium punggung Cia dan melumat bibir Cia juga membantu menggosok punggung Cia "Haduh banyak banget kak, ini kalau papa mama tau bisa gawat" gumam Cia berada didepan kaca rias memperhatikan kissmark di leher hingga dadanya "Yaudah gak usah pulang, disini aja sama kakak" santai Gio "Kalau dicariin?" Tanya Cia berbalik menatap Gio yang tengah mengenakan jam tangannya "Tenang aja, papa mama gak akan nyariin kamu kalau kakak bilang kamu disini sama kakak" seraya menghampiri Cia dan memelukmya "Tapi besok senin, Cia harus sekolah" gumam Cia "Nanti kakak minta bibi kirim seragam sama buku-buku mu kemari" balas Gio dianggukan Cia "Yaudah ayok cari makan" ajak Gio "Gendong.. sakit" keluh Cia seraya menggelayutkan tangan ke leher Gio membuat Gio membuang nafas kasar dan dibalas senyum mengembang dari Cia "Princess manja" gumam Gio seraya membungkuk meminta Cia menaiki punggungnya dan membuat tawa kecil pada Cia Gio menggendong Cia hingga ke parkiran mobil dan beberapa perempuan yang mereka lewati terutama karyawan Apartemen merasa iri dengan Cia. Namun melihat pemandangan tersebut sudah biasa untuk mereka karena mereka tau bahwa Cia adik dari Sergio Garmen seorang CEO perusahaan Garmen yang juga pembangun apartemen tersebut, sangat sering menginap di apartemen Gio dan Gio sangat sering menggendongnya saat meninggalkan apartemen "Mau makan apa ??" Tanya Gio yang menggendalikan kemudi mobilnya "Emm.. Cia pengen nasi goreng kambing dehh" jawab Cia "Hem itu terlalu berminyak Cia" balas Gio "Yaelah biasanya kakak juga ikut makan" sahut Cia "Kakak lagi diet" membuat Cia menganga tidak percaya "Hem gak usah ngarang.. udah badan bagus kayak roti sobek masih aja diet" sahut Cia "Udah makan aja lah sama kayak Cia" sambungnya "Siapa yang ngarang, kakak serius.. minggu depan ada show kakak harus terlihat perfect di panggung peragaan" terang Gio "Yaelah kak, kan modelnya Cia. Kakak cuman sebagai CEO yang memberi sambutan.. Cia yang tampil aja biasa gak pake diet-dietan" sahut Cia "Ya itu kamu.. kamu emang gak pernah perhatiin penampilan.. itu terserah kamu.. kalo kakak gak bisa" balas Gio "Udah deh gak usah kayak banci yang suka perhatiin bentuk tubuh kayak cewek alay" gumam Cia "Heh kakak bukan banci ya.. mau kakak buktiin lagi" protes Gio "Buktiin.. coba mana.. ??" Tantang Cia "Ayo balik apartemen.. kita gak jadi makan.. bakalan kakak buktiin di kasur" balas Gio "Yaelah kalau itu ngenakin kakak.. udah ahh Cia laper.. pokoknya mau makan nasi goreng kambing.. terserah kakak mau ikut makan atau gak" jawab protes Cia yang membuat Gio harus menancap gas mobilnya ke warung langganan Cia Cwit cwit (bunyi mobil terkunci) "Cia" sapa seorang teman sekolah Cia yang melihat Cia yang baru saja menjauh dari mobil "Erlin" balas Cia "Mau kemana?" Tanya Erlin "Itu ke warung nasi goreng kambing" jawab Cia seraya menunjuk "Aku juga mau ke situ.. sekalian yuk" ajak Erlin "Umm boleh" balas Cia "Ayo kak bareng Erlin sekalian" ajak Cia yang lalu ia berjalan beriringan dengan Erlin dan diikuti Gio dari belakang "Kakak mu emang selalu datar gitu ya.. kayak gak ada ekspresi" tanya Erlin yang duduk bersebelahan dengan Cia sedangkan Gio memesan makanannya. Mendengar perkataan Erlin membuat Cia tertawa pelan "Emang gitu.. tapi aslinya baik kok" jawab Cia "Yaelah, Gladys pun kakak nya juga seperti kakak mu.. datar gitu.. setiap aku tanya ke Gladys dia juga selalu bilang 'kakak ku memang gitu.. tapi aslinya baik kok'." Sahut Erlin menirukan ucapan temannya "Ya mau gimana tapi emang beneran kak Gio itu baik" sahut Cia "Tap.." "Kalian mau minum apa" tanya Gio memotong perkataan Erlin "Aku mau es jeruk deh kak" sahut Cia "Aku juga sama" sahut Erlin "Mas, es jeruk tiga" ucap Gio pada pegawai warung tersebut "Eh iya Ci, agensi ku lagi cari kandidat artis baru tuh.. kamu mau gak aku ajukan?" Tanya Erlin "Serius.. aku ma.." "Gak boleh" sahut Gio memotong jawaban Cia "Apa sih kak" protes Cia "Aku mau kok Lin.. asik kayaknya jadi selebgram gitu" sambung Cia "Gak! Sekali kakak bilang gak, tetep gak Cia!" Bantah Gio yang meninggikan nadanya membuat Erlin ketakutan hingga susah menelan salivanya "Permisi, ini pesanannya" seorang pengantar makanan datang dengan pesanan mereka
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD