CHAPTER 3

2083 Words
Cia yang melamun di ruang tamu terkejut saat Erma tiba-tiba datang dan mengagetkannya "Ada apa dengan mu?" Tanya Erma menghampiri Cia dan duduk di sampingnya "Ti-tidak.. ha-hanya.. emm sudahlah" jawab ragu Cia "Hanya apa.. hayo jujur.. cerita deh kok jadi penasaran yah.." balas Erma "Ci.." "Apa?" Seraya mengernyit "Cerita lah padaku. Atau aku pergi nih. Tadi nyuruh main ke sini eh sekarang aku nya dianggurin" ancam Erma yang kesal "Eh.. eh.. i-iya.. aku cerita. Tapi janji ya jangan cerita ke siapa-siapa" seraya menunjukkan kelingkingnya "Iya janji.. jadi apa?" Tanya penasaran Erma "Jadi.." bertatapan langsung dengan Erma Flashback on Gio yang baru saja pulang memasuki kamarnya dan Cia. Tubuhnya terlihat tidak seimbang karena mabuk berat. Setelah membersihkan diri dan bersiap untuk tidur, Gio kini telah terbaring di ranjang tepat di samping Cia. Cia yang bingung menawarkan untuk mengabari orang tua mereka namun tidak mendapatkan balasan dari Gio. Gio bangkit dari posisi tidurnya menatap mata Cia. Merebut buku yang tengah dibaca Cia dan meletakkannya di meja. Bukannya membalas pertanyaan Cia ia justru mencium Cia membuat Cia membelalakan matanya. Gio memperdalam ciumannya memegang lembut rahang Cia membuat Cia menutup mata. Ca masuk kedalam permainan Gio menikmati ciuman yang diberikan Gio. Gio menggigit bibir Cia dan benar itu membuat Cia membuka mulutnya mempersilahkan Gio memainkan lidahnya di dalam mulut Cia dan saling bertukar saliva. Cia yang kurang pengetahuan hanya dapat menerima lumatan demi lumatan dari Gio. Tangan Gio yang tiba-tiba saja meremas buah d**a Cia membuat wanita tersebut mengerang kesakitan. "Emm" "Ehh" "Eum" Tiba-tiba Gio membulatkan matanya memberi jeda pada tubuhnya dan Cia. "Ci-Cia.. Ma-maaf.. A-aku.." permohonan Gio yang membuat Cia tertegun kaku "Sial" umpat Gio yang langsung pergi meninggalkan Cia sendirian di kamar Flashback off "Hah, apa kamu ciu.." ucapan Erma terhenti oleh bungkaman dari Cia "Husstt.. diem.. nanti ART ku pada tau.." bungkam Cia yang dianggukan Erma "Gila kamu! bagaimana bisa sama abang sendiri" seraya berbisik "aku juga gak ngerti.. kak Gio yang mulai duluan" balas Cia dengan sangat pelan "Terus abang mu kemana sekarang?" Tanya Erma "aku gak tau, semaleman kak Gio gak pulang. Kamu gak liat mataku sudah bulat hitam gini" balas Cia menunjuk mata pandanya "kamu gak tidur lagi?" Tanya kaget Erma "Gimana bisa tidur, kamu tau kan aku gak bisa tidur kalau sendirian. Biasanya kalau gak ada kakak ya mama yang nemenin" balas Cia "Mending kamu belajar tidur sendiri deh Ci.. kalau kejadian kayak semalem terulang lagi gimana? Untung abang mu sadar coba gak.. bisa berabe urusannya.. kamu masih sekolah Ci.. inget jangan macem-macem" ucap Erma menyarankan Cia "Iya sih. Tapi gimana ya, udah pernah dicoba sama keluarga ku. Tetap saja gak bisa, yang ada malah aku begadang terus" balas Cia "kamu tau kan aku pernah gak tidur 5 hari full sampek akhirnya masuk rumah sakit karena kak Gio ke Amerika sedangkan mama papa ke Perancis" lanjutnya "Iya juga sih.." singkat Erma "Terus gimana?" Lanjut tanya Erma "Tau.. mending sekarang kamu temenin aku di kamar deh.. aku mau tidur satu jam aja.." pintanya "Tapi kamu jangan kemana-mana.. atau kamu sekalian tidur juga di sampingku.. kalau kamu pergi keluar pintu aja, aku pasti kebangun" terang Cia "Iya.. iya.. siap boss, apa sih yang gak buat kamu" sahut Erma yang kemudian mereka pergi ke kamar Cia Kini Cia tertidur nyenyak sedangkan Erma tengah mengelilingi rak buku Cia yang terdapat banyak novel hingga matanya tertuju pada beberapa novel yang sangat ia kenal "Lah ini kan novel-novel genre hot.. pantas Cia diapa-apain abangnya diem aja.. dianya lagi kebakaran.." gumam Erma seraya membuka buku-buku tersebut Drrtt drrt "Kak Gio.." heran Erma melihat nama kontak yang tengah menghubungi ponsel Cia "Halo kak" sahut Erma yang menerima panggilan Gio "Ini siapa?" Tanya Gio dari seberang "Ini Erma, Cia nya lagi bobok.. Cia bilang semalam gak tidur makanya Cia nyuruh Erma kesini buat jagain dia bobok" jelas Erma yang di "ouh" kan oleh Gio "Er, kakak boleh minta tolong gak?" Tanya Gio "Iya apa kak?" Balas Erma "Tolong menginaplah di rumah kami. kakak gak bisa pulang karena sibuk di luar negeri. Beberapa hari lagi orang tua kami pulang, saat mereka kembali kamu bisa pulang. Biar mama yang menemani Cia tidur" mohon Gio pada Erma yang tentu Erma mengerti bahwa Gio sebenarnya menghindari Cia namun tidak berani berterus terang "Iya kak, tenang saja. Nanti Erma izin mama papa buat temenin Cia disini. Atau kalau Cia mau bisa menginap di rumahku saja beberapa hari" balas Erma "Makasih ya Er, tolong jaga Cia ya" ucap Gio yang kemudian menutup panggilannya Cia menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Cia bingung melihat Erma meletakkan ponsel Cia di meja "Ada apa Er?" Tanya Cia "Ouh itu kak Gio hubungi kamu barusan. Dia bilang gak bisa pulang beberapa hari karena ada urusan kerjaan di luar negeri. Nah karena tau aku disini dia sedikit tenang dan nitipin kamu ke aku" jawab santai Erma "Ih kayak kucing aja dititipin ke tempat penitipan" celetuk Cia "Udahlah gak usah gerutu mulu. Sekarang aku tanya.. kamu mau aku yang tidur sini sampek papa mama mu pulang atau kamu mau menginap di rumahku?" Tanya Erma "Em.. di sini ajalah Er.. kamu saja yang ngungsi ke sini.. aku gak nyaman tidur di rumah orang" balas Cia yang didehumkan Erma "Yasudah buruan bangun, mandi.. ikut aku ngemall" ajak Erma "Ngapain Er ke mall?" "Beli baju lah.. kan aku kesini gak bawa baju" sahut Erma membuat Cia menganga "Anak sultan.. menginap di rumah orang gak bawa baju pergi ke mall beli baju" celetuk Cia "gak pulang aja ambil dirumah?" Tanya Cia "Gak ahh males pulang, rumahku jauh" malas Erma "He.. rumahmu cuman sejam dari sini.. jauh dari mana nya?" Geram Cia "Sejam itu jauh Ci.. ke mall aja deket 5 langkah dari rumahmu" balas Erma seraya terseringai "Serah" Cia pun langsung pergi untuk membersihkan diri ---- Cia dan Erma telah berkeliling mall dan saat ini menenteng beberapa paper bag belanjaan Erma "Kenapa gak sekalian semallnya kamu beli?" Gurau Cia "uangku belum cukup buat beli mall nya. Lagian mall ini kan punya keluarga mu.. kenapa gak kamu gratisinn buatku?" ujar Erma "Heh dajal, keluarga ku cuman punya bangunannya doang bukan se toko-toko nya bahlul" seraya menepuk jidat Erma "Sama saja intinya yang punya" geram Erma yang melancong pergi mendahului langkah Cia "Auw" keluh Cia yang menabrak Erma yang tengah berhenti mendadak "Woi berhenti itu jangan dadakan. Nabrak benjut" geram Cia "kamu jangan bacot! aku tadi seperti lihat abang mu deh di sana" seraya menunjuk "Mana?" Tanya Cia memperhatikan arah tangan Erma menunjuk dan tidak menemukan keberadaan Gio "Di sana tadi.. bukannya abang mu bilang dia di luar negeri?" Bingung Erma "sepertinya kamu yang katarak. Kak Gio kalau bilang ke luar negeri berarti udah di sana bahlul.." sahut kesal Cia "Masa mataku yang siwer.. gak ahh.. beneran" bantah Erma "Udah ahh ngapain kamu ngurusin abangku.. kamu urus tuh belanjaan.." geram Cia "Nih bawa sendiri" seraya menyerahkan paper bag yang ia bawa "hei.. tunggu.." teriak Erma mengejar Cia yang berjalan sedikit cepat mendahuluinya ---- Satu minggu sudah pasca kejadian Cia dan Gio di kamar dan pagi ini Tania dan Josh telah kembali ke rumah sedangkan Gio tak kunjung kembali. Erma yang diminta Gio untuk menemani Cia pun telah kembali ke rumahnya Cia berjalan sempoyongan menuju meja makan dan segera duduk di kursi. Cia menyandarkan kepalanya di meja makan bertumpu kedua lengan tangannya dan menoleh ke kiri tepat Tania dan Josh duduk "Pagi ma.. pa.." sapa Cia dengan wajah lesu pucat dan kantung mata yang sudah menggantung "Pagi sayang, loh Ci.. kamu gak tidur berapa hari? Kok kelihatan lesu? Kamu sakit?" Tanya beruntun dari Tania "Baru semalem kok ma gak tidurnya.. Cia capek kemarin pulang ekskul malam banget.. malah Erma semalam pulang ke rumahnya karena mamanya nyariin.. yaudah Cia yang gak bisa tidur deg.. mana badan Cia capek pula" keluh Cia "kamu makan dulu gih.. terus tidur.. biar mama temenin Cia" ucap Tania "Iya ma.. makasih.. mama terbaik" seraya mencium pipi Tania yang tengah menyiapkan sarapan untuk Cia "Pa..aum aum ka..k aum.. Gi.." ucap Cia seraya mengunyah makannya "Telan dulu Ci makanannya.. baru ngomong.. nanti tersedak loh" ujar Josh Cia segera mengunyah makanan di mulutnya dan segara menegak air "Pa.. kak Gio kemana sih? Kok keluar negeri lama gak bilang-bilang Cia dulu.. main cabut aja.. mana gak ada kabar sama sekali.." kesal Cia "Hah.. kak Gio di Jakarta kok.. memang sejak kapan kak Gio tidak pulang Ci??" Tanya Josh "Udah seminggu pa. Kak Gio bilang dia di luar negeri makanya minta Erma menginap di sini sampek papa mama pulang.. aku kira papa mama tau.." bingung Cia "Papa juga baru tau dari kamu Ci.. tapi kemarin papa telepon kakak kamu, dia di kantor Jakarta Ci.." jelas Josh membuat Cia membelalakan mata "Pasti di apartemen nih kakak" geram Cia yang langsung menyambar air dan pergi meninggalkan meja makan "Ci mau kemana?" Tanya Tania "Jemput pengibul ma" sahut Cia dari ruang tamu "Cia belum mandikan.. mandi dulu sayang" sahut Tania kembali "Gak sempet ma.. nanti aja pulang mandi" balas Cia yang sudah di pintu depan rumah "Pak, antar Cia ke apartemen kakak ya" minta Cia pada supir pribadinya dan dianggukan oleh supir tersebut Ting tong ting tong "Siapa sih ?! Ini minggu.. tanda tangan berkasnya besok aja" sahut Gio dari kasurnya Ting tong ting tong "Bik, bukain pintunya.. berisik" geram Gio yang kemudian ia membuka mata "Ouh iya lagi di apartemen belum punya ART ashh.. siapa sih" geramnya yang langsung bangkit dari ranjang membuka pintu kamar dengan kondisi khas bangun tidurnya "Si.." tengah membuka pintu depan "Cia.." Gio terkejut melihat Cia yang berdiri di depan pintu apartemen nya "Apa kabar tukang kibul??" Tanya sindir Cia seraya menaikkan Alisnya "Kamu ngapain kesini??" Tanya Gio bukannya menjawab Cia justru menerobos masuk ke dalam apartemen Gio "Kakak yang ngapain disini ?!" Tanya geram Cia "Ngapain ?? Ya pulang dong.. ini kan rumah kakak" balas Gio yang santai "Terus kenapa pake acara bohong segala.. bilangnya ke luar negeri lah.." "Ya karena kalau kakak bilang pulang ke apartemen kamu pasti merengek terus-terusan ke kakak" elak Gio "Bohong banget Sergio Monugie Garmen.. kakak gak suka kan Cia repotin.. bilang aja.. gak usah kabur-kaburan.. Cia kan bisa nyusulin papa mama kalau gitu.. Cia gak perlu begadang karena takut tidur sendirian" kesal Cia "Kakak kan sudah minta Erma nemenin kamu.. kok bisa kamu sendirian dirumah?" Bingung Gio "Ya bisalah.. kakak kira Erma gak punya rumah? Gak dicariin orang tuanya hilang gitu aja seminggu.." sahut Cia "Sudah gak usah banyak bacot.. tanggung jawab.." kesal Cia "Hah.. tanggung jawab? Tanggungan jawab apa? Kakak gak pernah ngapa-ngapain kamu kok.. ngeliat dalemnya aja belum udah disuruh tanggung jawab" bingung Gio "Kakak ngomong apaan sih.. kok aku bingung ya?" Seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Nah.. kamu tadi bilang tanggung jawab itu apa?" Tanya Gio "Tanggung jawab, gara-gara kakak kabur kesini.. Erma juga kemarin balik ke rumahnya.. papa mama baru pulang pagi ini.. aku semalaman gak tidur.. ngantuk tau.." kesal Cia "ini liat.. kantung mataku makin gantung aja kayak hubungan kita" geram Cia seraya menunjuk kantung matanya membuat Gio mendengus kesa l "Yasudah kamu tidur sana dikamar kakak.. kakak temenin di sini" sahut Gio "Ya gak gitu dong.. temenin di kamar kali.. kalau nemeninnya di sini sama aja.. gak bisa tidur hem.." geram Cia "Ash... Kamu ini udah gede tidur sendiri gak berani.. gimana nanti kalau ditinggal dinas luar kota sama suami.." gumam Gio "Ya aku ikutlah ke luar kota sama dia.. gitu aja kok repot" balas Cia yang berjalan memasuki kamar Gio Melihat Gio yang masih berdiri diruang tamu, Cia menarik lengan Gio dengan kencang untuk mengikutinya ke dalam kamar "Ayo.. jangan kayak patung disitu.. gak tau apa aku capek ngantuk.." keluh Cia "Iya.. iya.. bawel" balas Gio Cia segera berbaring di ranjang milik Gio dengan selimut tebal yang telah menutupi sebagian tubuhnya. Gio yang melihat Cia tertidur nyenyak hanya bisa berjalan mondar-mandir bingung harus tidur kembali atau melakukan hal apa. Gio meraih ponselnya mencoba menghubungi seseorang. "Git, laporan yang saya minta kemarin apa sudah selesai? Saya mau mengecek sekarang" pinta Gio "Maaf pak, bukannya bapak minta besok sore berkasnya.. untuk saat ini belum selesai pak.. jika terburu-buru akan saya kerjakan sekarang" balas wanita diseberang "Ahh belum selesai ya.. yasudah tidak apa.. besok sore saja kalau begitu.. maaf sudah mengganggu hari liburmu" jawab Gio yang kemudian mematikan panggilannya Gio menghela nafas panjang dan memutuskan untuk tidur kembali dan berbaring di samping Cia dengan berat ia menelan salivanya "Tenang adik kecil.. nanti malam saja kita cari petualangan di club milik Andrew" seraya mengusap dadanya yang sesak
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD