8. tamu yang membuat senam jantung Ara

1142 Words
Ara langsung membuka pintu rumahnya yang memang tidak pernah di kunci. Ceklek "Kau!!!" Betapa terkejutnya Ara saat melihat orang di rumahnya, yang Ara anggap tidak ada orang, dan menganggap orang yang ingin bertemu dengan dirinya sudah pulang seperti dugaan nya tadi. "Akhirnya pulang datang juga. Hampir saja saya ingin membakar rumah ini karena pemiliknya tidak kunjung datang." Ujar seorang pria dengan nada kesalnya, membuat tiga orang yang baru saja tiba itu saling melempar tatapan penuh tanda tanya. "Memangnya siapa Anda, dan untuk apa anda menunggu kami?" Tanya Ara yang mulai membuka pintu rumah dengan lebar-lebar. Pria yang Ara sendiri tidak kenali itu langsung berdiri, dan mendekati Ara, lalu membisikkan sesuatu yang berhasil membuat Ara menegang seketika. "Ba-baik, akan saya temui." Ujar Ara dengan nada terbata, saat Ara mendengar beberapa deretan kata yang berbentuk bisikan. Ara seakan-akan mendapat bisikan dari setan karena reaksi Ara benar-benar ketakutan setelah mendengar bisikan dari orang yang memang tidak Ara kenal. "Baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Ingat Nona, saya tunggu." Ujar pria asing itu, yang diakhiri dengan kalimat peringatan, yang tentunya untuk Ara. Ara hanya menganggukkan kepalanya saja, tanpa berani menjawab dengan sebuah kalimat. Difa dan juga ayah Alex sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh pria asing itu, apalah ayah Alex dan Difa melihat reaksi Ara setelah mendengar bisikan dari pria asing itu, membuat Difa dan ayah Alex semakin penasaran. Setelah pria asing itu berpamitan pada Ara, pria asing langsung pergi begitu saja, dengan tampang wajah datarnya, hingga membuat ayah Alex tidak berani bertanya atau meminta untuk duduk dan ngobrol sebentar. "Nak, apa yang dikatakan dia?" Tanya ayah Alex setelah melihat pria asing itu sudah mulai menjauh dari rumahnya. "Tidak Ayah, bukan apa-apa." Jawab Ara menyembunyikan dari sang ayah, namun tidak dari sang sahabat. Tapi, Ara juga tidak akan menjelaskan sekarang pada Difa, dan memilih juga tidak mengatakan apapun pada ayah Alex maupun pada Difa. "Kamu mengenal dia, apa yang dia bisikkan, ayah tidak percaya kau mengatakan tidak ada apa-apa, dengan reaksi yang kamu tunjukkan tadi, itu sudah membuat ayah yakin kalau masalahnya tidak sepele. Sekarang katakan sama ayah, ayah juga pasti akan berusaha membantumu untuk menyelesaikan masalahmu?" Tanya ayah Alex, yang lagi-lagi di jawab dengan gelengan serta kalimat yang sejak tadi mengatakan bahwa tidak ada yang terjadi oleh Ara pada sang ayah. "Beneran tidak terjadi apapun Ayah. Hanya masalah kecil, Ara bisa menyelesaikan nya. Ayah tenang saja, kalau Ara masih merasa mampu menyelesaikan masalah Ara, Ara pasti akan menyelesaikan nya, dan Ara juga akan langsung mengadukan semua keluh kesah Ara kalau Ara merasa sudah tidak mampu." Ujar Ara penuh ketenangan, membuat ayah Alex yang masih merasa penasaran memilih mengangguk kan kepalanya saja. Karena pria asing itu sudah pergi dan hanya bertemu sebentar, akhirnya Ara dan Difa memilih kembali ke kampus, karena masih ada waktu meski sedikit untuk ke kampus. "Dif, kita masih ada waktu ke kampus, mau balik gak?" Tanya Ara "Iya. Ayo." Difa langsung menyetujuinya, karena sebenarnya Difa sudah tidak sabar ingin mendengar cerita atau penjelasan dari Ara mengenai urusan dari pria asing itu. "Aya. Ara mau kembali ke kampus, ayah tidak masalah kan ada tinggal lagi?" Tanya Ara yang langsung disambut dengan senyuman hangat oleh ayah Alex. "Tidak masalah, Sayang. Yang penting, ingat pesan ayah, jangan sampai terlambat kembali, dan kabari ayah kalau pulang telat." Ujar ayah Alex yang kembali memberi peringatan yang sudah Ara anggap sebagai sarapan rutin setiap akan pergi. "Iya Ayah ku Sayang!!!" Ujar Ara sambil mengecup kening sang ayah dengan begitu lama, baru setelah Ara keluar dari kamar ayah Alex Ara pergi lagi ke kampus. "Ra. Gue tahu Lo berbohong sama ayah Lo, dan Lo berhutang penjelasan sama gue." Ujar Difa sambil menjalankan mobilnya. Difa mendengar helaan nafas kasar dari Ara, membuat Difa langsung mengerti bahwa permasalah Ara kali ini cukup serius. "Gue gak tahu harus memulai dari mana, Dif. Tapi, yang jelas saat ini gue lagi bingung, sangat-sangat bingung." Ujar Ara dengan nada parau nya, sangat menggambarkan bahwa Ara memang sedang dalam masalah besar. "Emang pria tadi siapa?" Tanya Difa to the point "Aku juga tidak tahu dia siapa, tapi yang aku yakini, dia suruhan Om Kenz." Jawab Ara "Mau apa dia, apa yang dia bisikkan, kenapa perubahan wajah kamu sangat terlihat ketakutan setelah pria itu membisikkan sesuatu sama Lo?" Berbagai macam pertanyaan Difa lontarkan pada Ara, membuat Ara langsung menghela nafasnya kasar. "Huft. Dia memintaku untuk menemui Om Kenz, dia bilang, urusanku sama Om Kenz belum selesai, dan aku salah besar karena aku memilih kabur dari hotel itu, tanpa memberitahu Om Kenz. Dari situlah aku cukup panik, saat dia mengatakan bahwa tindakanku salah dengan memilih pergi dari hotel itu tanpa pamit." Ujar Ara memberitahu Difa mengenai bisikan anak buah Kenz. Yah, pria yang mendatangi rumah Ara adalah anak buah Kenz. Wajar saja tidak ada yang mengenalnya, karena mereka memang baru pertama kali nya bertemu. Ara hanya mengenal Kenz, namun tidak mengenal anak buahnya, Karena pada malam itu hanya ada Kenz saja, tanpa penjagaan atau tanpa ada orang selain Kenz. "Jadi kapan kau akan menemuinya, dan untuk apa sampai Om Kenz itu meminta anak buahnya untuk mengatakan bahwa kau harus menemuinya? "Tanya Difa yang memang tidak mengerti dengan maksud keinginan dari Kenz meminta agar Ara menemui dia. "Aku juga tidak tahu apa tujuan Om Kenz meminta aku menemuinya. Dan bodohnya aku, Aku tidak bertanya pada anak buah Om Kenz, kemana aku harus menemuinya, tidak mungkin kan aku menemui Om Kenz di hotel yang sama seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya? "Tanya Ara pada Difa, merutuki kebodohannya, karena tidak mempertanyakan masalah pertemuannya di mana pada anak buah Om Kenz Difa sendiri Langsung memutar bola matanya jengah, karena sudah hafal dengan satu temannya ini yang selalu pelupa. "Ya udah nggak usah temui, kamu tinggal tunggu saja sampai anak buah Om Kenz datang lagi dan meminta untuk segera menemui Om Kenz, dengan begitu kamu bisa langsung bertanya kemana kamu akan menemui Om Kenz. Mudah bukan?" Tanya Difa sambil melempar pertanyaan pada Ara, yang langsung membuat bibir Ara melengkung membentuk sebuah senyuman. "Kamu memang sahabatku yang paling is the best selalu saja bisa membukakan jalan yang membuatku kebingungan." Ujar Ara sambil tersenyum cengengesan ke arah Difa yang langsung disambut tawa kencang oleh Difa. Mobil yang dibawa Difa sudah sampai di parkiran kampus, kedua gadis itu pun langsung turun dari mobil dan langsung berjalan masuk ke kampus dengan tangan yang saling bergandengan. Baru saja Ara dan Difa ingin melewati ruangan khusus KAHIM, tiba-tiba Ara dan diva langsung menghentikan langkahnya saat mereka berdua sama-sama mendengar sebuah kalimat yang membuat jantung mereka seakan-akan berhenti berdetak. "Akan kubuat Kenzhou menjadi milikku seutuhnya. "Ujar seorang wanita yang Ara dan Difa yakini itu adalah suara dari orang yang berada dalam ruangan tersebut yang tertulis ruangan KAHIM. Atau kata umumnya KETUA HIMPUNAN MAHASISWA. KAHIM itu memiliki tugas untuk bertanggung jawab atas organisasi yang ada di internal, maupun eksternal kampus. "Om Kenz!!!" Lirih kedua wanita yang mendengar suara itu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD