Malam Yang Panas.

1451 Words

Malam hari datang dengan sunyi yang hangat. Hujan tipis turun di luar jendela, menambah damai suasana apartemen mereka. Anak-anak sudah tertidur pulas. Azka memeluk boneka harimau kecilnya, sementara si kembar terlelap di ranjang bayi mereka. Di ruang tengah, cahaya lampu kuning temaram memantul lembut di wajah Athar dan Zaozah. Mereka duduk berdampingan di sofa, masing-masing menggenggam cangkir teh hangat buatan Zaozah. “Aku masih merasa seperti mimpi,” gumam Athar sambil menatap ke arah kamar anak-anak. “Aku punya mereka... dan kamu. Tapi semua terasa baru.” Zaozah menoleh, wajahnya tenang meski mata sembabnya belum sepenuhnya pulih dari tangis haru siang tadi. “Kamu nggak harus ingat semua sekaligus, Mas. Aku juga nggak akan memaksa. Tapi kamu ada di sini sekarang. Itu sudah lebih d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD