Bab 4

1135 Words
Alice benar-benar menghubungi kekasihnya Felix, dia mengatakan jika dia sudah kembali dan tadi mengalami kecelakaan saat akan pulang ke rumah. Felix yang baru saja menuntaskan hasratnya dengan kekasihnya Syla terkejut karena Alice sudah nerada di negara ini. "Ada apa, Sayang?" Tanya Syla yang padahal dia baru saja tidur karena lelah, namun dia terbangun karena suara Felix. "Alice, Alice sudah kembali, tapi dia berada di rumah sakit, dia tadi kecelakaan," kata Felix panik. Syla cukup terkejut dengan perkataan Felix. "Bukankah harusnya dia kembali beberapa hari lagi? Kenapa dia pulang hari ini?" Tanya Syla yang juga ikutan panik. "Aku juga tidak tau, Sayang. Sekarang lebih baik kau kembali dulu ke mansion, karena Alice menghubungiku dan memintaku untuk menemaninya," kata Felix yang di angguki oleh Syla. Mereka lebih dulu membersihkan tubuhnya, Felix tidak mau Alice mengendus bekas percintaannya dengan wanita lain, yang nantinya akan menggagalkan rencananya dengan keluarga Johnson. Felix masih sempat sempatnya mengantar Syla pulang terlebih dahulu dan melumat bibirnya sebentar sebelum pergi ke rumah sakit, "Aku akan berakting lagi seperti pasangan mesra dengan Alice, kau jangan cemburu ya," kata Felix yang membuat Syla sebenarnya sedikit dongkol. "Jangan terlalu intim, aku takut kau tergoda dengannya, ingat rencana awal kita, jangan macam macam atau aku akan meminta Papa untuk mencabut semua investasi di perusahaanmu," ancam Syla namun membuat Felix malah terkekeh. "Aku tidak menyukainya Sayang, daripada dengannya yang seperti tidak tau gaya pacaran, lebih baik denganmu, aku selalu puas denganmu," kata Felix yang membuat Syla tersenyum. "Aku mencintaimu," kata Syla. "Aku juga mencintaimu," jawab Felix lalu melajukan mobilnya menuju rumah sakit, Setelah sampai dia langsung masuk ke dalam ruangan Alice dan menunjukkan wajah paniknya. "Sayang, kenapa tidak bilang sebelumnya jika kau sudah kembali, jika saja aku tau, aku akan menjemputmu, sehingga tidak akan terjadi seperti ini," kata Felix khawatir. 'Cih buaya buntung, pintar sekali aktingnya, memang b*****t ini orang, selama ini aku memiliki kekasih yang sangat pintar berakting' batin Alice, di sebenarnya benar benar muak dengan Felix, tapi dia ingin membalas dendam terlebih dahulu dengannya. Alice merubah raut wajahnya menjadi tersenyum. "Aku sudah tidak apa-apa, aku tadinya ingin membuatkau terkejut, tapi setelah sampai di negaraku, ternyata aku yang di buat terkejut," kata Alice yang membuat Felix terkejut dengan oerkataan Alice yang seakan akan tau kebusukannya "Terkejut karena kecelakaan," kata Alice meneruskan yang membuat Felix menjadi lega, dia pikir kalau Alice mengetahui sesuatu tentang kebusukannya. "Aku sangat merindukanmu, Sayang," kata Felix lalu memeluk Alice namun Alice meringis yang akhirnya Felix tidak jadi memeluknya. "Tubuhku ada yang memar dan sakit, jadi maaf aku tidak bisa memlukmu dan menerima pelukanmu, Sayang," kata Alice dengan wajah sedih, "Baiklah tidak apa-apa, jika sudah sembuh nantinya, maka aku akan memelukmu dengan erat dan tidak akan melepaskanmu," goda Felix yang di tanggapi Alice hanya dengan senyuman, Di dalam hati Alice, sebenarnya dia sangat jijik di sentuh oleh Felix, padahal tubuhnya tidak apa-apa jika hanya sebuah pelukan, hanya saja dia memang enggan di peluk dengan pria kotor seperti Felix. "Sayang, setidaknya berikan aku ciuman," kata Felix tersenyum menggoda, jika dulu Alice dengan senang hati memberikan ciumannya, tentu saja dia sekarang merasa jijik saat tau ternyata ciuman Felix bukan hanya untuk dirinya. "Bibirku sariawan, Sayang, maaf kita harus puasa ciuman dulu," kata Alice dengan wajah yang menyesal, Felix menghela nafas panjangnya lalu akhirnya tidak ingin memaksa Alice. Bohong jika Felix tidak tergoda dengan Alice yang sudah dua tahun ini dia jadikan sebagai kekasih, wajah cantik Alice dan tubuhnya yang bagus tentu membuat siapa saja akan ngiler dan memangsanya, namun Felix mengatakan kepada Syla jika dia hanya berpura-pura mesra kepada Alice, agar Alice benar-benar percaya kepadanya jika dia mencintainya, tapi nyatanya Felix selalu. Mengambil kesempatan menjadi kekasih Alice dan selalu berciuman dengan Alice di belakang Syla. "Baiklah, Kata dokter bagaimana?" Tanya Felix. "Beruntung hanya luka ringan, tadi katanya ada yang menyelamatkanku, tapi dia sudah pergi," kata Alice berbohong, karena padahal Alice bahkan sempat bertemu dengan orang yang menyelamatkannya yaitu Matteo. "Syukurlah," ucap Felix. "Aku ingin pulang sekarang," kata Alice namun Felix mengerutkan dahinya. "Sudah boleh?" Tanyanya yang di angguki oleh Alice. "Baiklah, aku akan mengurus administrasi sekalian menemui dokter," kata Felix yang lagi-lagi di angguki oleh Alice sambil tersenyum. Felix akhirnya keluar dari ruang Alice untuk mengurus segala sesuatunya. Alice merubah raut wajahnya ketika Felix sudah keluar, "Menjijikkan, baru mendapatkan bibir saudara tiriku, sekarang kau ingin bibirku juga? Aku benar-benar tidak sudi," gumam Alice. Dia sangat menyesal dulu sudah memberikan ciuman pertamanya kepada Felix, dia mengira Felix sangat mencintainya, beruntung sekali Alice tidak pernah mau saat Felix menginginkan tubuhnya, dia ingin melakukannya saat menikah nantinya agar memiliki kesan indah dalam hidup Alice, Felix memang sudah sering kali menyentuh Alice dan mengajaknya berhubungan dengan alih memberikan janji jika dia akan segera menikahinya jika Alice mau berhubungan badan dengannya, tapi sayangnya Alice tidak pernah terpengaruh bujukan Felix yang akhirnya Felix hanya mendapatkan ciuman dari Alice, tidak lebih. Tak butuh waktu yang cukup lama. Felix kembali dengan kursi roda untuk mengantar Alice ke mobil, Alice sangat bersyukur Felix memberikan dia kursi roda, Dia tadi sudah was-was, jika Felix mungkin akan menggendongnya. "Sayang, kau ingin pulang ke mana? Apartemen atau mansion utama?" Tanya Felix saat sudah berada di mobil. "Tapi aku sarankan untuk pulang ke apartmenku, agar aku bisa merawatmu," bujuk Felix. "Tidak perlu Sayang, aku tau kau sibuk, aku akan pulang ke Mansion saja, di sana ada Manda," kata Alice yang akhirnya di turuti oleh Felix, Dia lupa jika Alice memiliki pelayan pribadi kepercayaannya di mansion, yang pastinya dia ada yang merawatnya. Setelah sampai, ibu tiri Alice terkejut karena Alice benar-benar sudah datang, dia sebelumnya sudah di beritahu oleh Syla, kalau Alice ternyata sudah mendarat di negara ini, hanya saja dia mengalami kecelakaan. "Ya ampun, Sayang, kenapa bisa begini," ucap Anita, ibu tiri Alice. 'Cih, aku tidak menyangka ternyata mereka semua adalah ular di keluarga ini, apa Papa juga termasuk bagian untuk merebut warisan yang akan di berikan padaku?' Gumam Alice dalam hatinya. Kebaikan mereka benar-benar seperti nyata selama ini, yang padahal mereka sedang menunggu waktu yang tepat untuk menendangnya dari rumah ini dan dari semua aset milik mendiang ibu kandung Alice yang akan di berikan kepada Alice. "Sepertinya karena lelah saja, Ma, aku sudah tidak apa-apa, sebenarnya aku bisa berjalan, hanya saja Felix sangat berlebihan, terima kasih ya Sayang," kata Alice tersenyum manis kepada Felix "Sama-sama, Sayang," jawab Felix yang juga tersenyum, Pemandangan di depannya tentu saja membuat Syla menjadi kesal namun dia menahannya. "Baiklah, lebih baik kau istirahat saja," ucap Anita. "Manda.." teriak Anita yang membuat Manda langsung menghampiri mereka. Manda cukup terkejut dengan bosnya yang duduk di kursi roda dan ada perban di kepalanya. "Bawa Nona mu istirahat ke kamarnya," perintah Anita yang di angguki oleh Manda "Baik, Nyonya," ucap Manda. "Aku istirahat dulu, Sayang," kata Alice yang di angguki oleh Felix. "Setelah ini aku akan ke kantor lagi, Sayang. Ada pertemuan meting," kata Felix, Alice hanya mengangguk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD