Bab 3

1047 Words
Dua bulan yang lalu Terlihat wanita cantik yang baru saja menginjakkan kakinya lagi ke negaranya, setelah dua bulan dia berada di luar negeri untuk urusan bisnis, karena ayahnya mengirimnya di kantor cabang, kini dia kembali ke negaranya berniat untuk memberikan kejutan untuk kekasihnya karena dia datang lebih awal dari jadwalnya. Sepanjang perjalanan dia tersenyum dan membayangkan betapa senangnya kekasihnya saat melihat dirinya memberikan kejutan kedatangannya. Alice Johnson wanita cantik berusia 24 tahun, dia bekerja sebagai Asisten CEO di perusahaan mendiang ibunya, kini perusahaan itu di urus ayahnya mengingat Alice belum berusia 25 tahun, di surat wasiat mendiang ibunya, perusahaan itu akan di berikan kepada Alice saat dia berusia 25 tahun, dan itu akan terjadi beberapa bulan lagi. Dia memiliki kekasih yang bernama Felix Bimantara pria yang berusia 30 tahun ini adalah seorang CEO di salah satu perusahaan di negaranya, Felix dan Alice menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih sudah kurang lebih tiga tahun lamanya, mereka bertemu saat acara perusahaan milik mendiang ibu Alice. ***** Setelah Alice sampai di apartemen kekasihnya, Alice yang tidak sabar segera masuk ke dalam, dia memang memiliki akses masuk ke dalam apartemen kekasihnya mengingat mereka sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Alice mengerutkan dahinya ketika saat mendekati kamar kekasihnya Felix, terdengar suara aneh, lebih tepatnya suara desahan, tubuh Alice tiba-tiba menegang, nafasnya tercekat ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Alice membuka sedikit pintu kamar Felix, nafasnya memburu dia mengepalkan tangannya ketika melihat di depannya kekasihnya sedang bergulat panas dengan saudara tirinya sendiri yaitu Syla Johnson Dengan tangan gemetar, Alice membuka ponselnya dan merekamnya, "Aaah, Sayang" erangan panjang akhir nya terdengar dari mulut mereka berdua ketika sepertinya mereka sudah mndapatkan pelepasan mereka. "Semakin hari, kau semakin gagah saja," ucap Syla memuji Felix. Felis tersenyum miring, "Milikmu juga sangat nikmat, aku selalu puas dengan milikmu yang selalu memanjakan milikku," ucap Felix. "Aku tidak sabar untuk menjadi istrimu, Sayang. Kapan kau akan memutuskan hubunganmu dengan Alice?" Tanya Syla dengan nada manja. "Sebentar lagi, bukannya dia sebentar lagi akan menjadi wanita miskin? Beberapa bulan lagi ulang tahunnya, dan dia tidak akan mendapatkan warisan dari mendiang ibunya jika dia belum menikah," kata Felix tertawa yang membuat Syla juga tertawa. "Kau benar, di saat itu terjadi, dia akan di tendang jauh dari keluarga Johnson," ucap Syla membenarkan. Sedangkan Alice cukup terkejut dengan obrolan mereka, dia baru tau kalau syarat untuk menjadi pewaris perusahaan mamanya adalah menikah, pantas saja Alice sudah beberapa kali meminta Felix untuk menikahinya, tapi Felix selalu menolaknya. "Dia sangat bodoh, dia tidak tau kalau tujuanmu menjadikan dia kekasih selama ini agar dia tidak terikat dengan pria lain, dan tidak akan menikah sebelum dia berumur 25 tahun," kata Syla yang membuat Felix tersenyum miring. "Kau tidak jatuh cinta dan tergoda dengan Alice, kan?" Kata Syla yang khawatir kalau Felix akan suka dengan Alice mengingat mereka memang selalu bersama dulunya. "Mana mungkin aku suka dengan wanita seperti patung, dia tidak asik, gaya berpacarannya sangat kaku," "Tidak seperti dirimu yang selalu menyenangkan ku, kau adalah segalanya di bandingkan dengan Alice," ucap Felix yang membuat Syla semakin merasa merasa bangga dengan dirinya. "b******n, ini yang ternyata kalian lakukan, jika di belakangku," gumam Alice, dia mematikan rekaman ponselnya dan memilih untuk pergi dari sana. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, sungguh hatinya sangat sakit karena sudah di tipu oleh mereka selama bertahun-tahun, padahal Alice sangat tulus mencintai Felix, tapi nyatanya Felix dan Syla menipunya. "Kalian semua memang b******k," umpat Alice, dia semakin mempercepat laju mobilnya yang membuat Alice terkejut ketika ternyata di depannya ada sebuah truk yang juga melaju kencang, Alice membanting setirnya yang akhirnya dia tertabrak sebuah pohon dan membuat dia pingsan. Tak lama mobil Alice meledak dan terbakar, namun beruntungnya Alice sudah keluar dari mobil itu di selamatkan oleh pria tampan yang hendak pergi meting bersama asisten pribadinya. Pria tampan itu terkejut ketika melihat wajah cantik Alice sangat persis dengan seseorang yang dia kenal dan terpenting dalam hidupnya. "Tuan Matteo, wajahnya seperti mendiang kekasih anda," ucap Hans, asisten pribadi Matteo, orang yang menyelamatkan Alice, dia tidak menjawab namun cukup tertegun dengan wajah cantik Alice. "Kita bawa ke rumah sakit," kata Matteo yang di angguki oleh Hans. Sepanjang perjalanan, mata Matteo tidak pernah lepas dari Alice. Dia benar-benar terkejut karena bagaimana bisa ada orang yang berwajah sangat mirip dengan kekasihnya yang sudah tiada. Mereka hanya berbeda di gaya rambutnya saja. Sesampainya di rumah sakit, Alice langsung mendapatkan perawatan, Matteo bahkan menunggu Alice di ruangannya setelah Alice mendapatkan perawatan. Matteo menegakkan tubuhnya saat melihat ada pergerakan dari tubuh Alice, yang sepertinya dia akan tersadar. Dan benar saja, Alice tersadar dan terkejut karena dia berada di dalam ruangan yang sangat dia tau kalau itu adalah ruang rawat rumah sakit. Alice terkejut saat melihat Matteo yang duduk di sofa. "Apa yang terjadi?" Tanya Alice. "Tadi kau kecelakaan, dan aku menyelamatkanmu" jawab Matteo yang membuat Alice memejamkan matanya sejenak, dia mengepalkan tangannya ketika dia mengingat apa yang dia lihat tadi, hatinya benar-benar sakit melihat kekasih yang dia cintai dan percayai selama ini ternyata menghianatinya. "Ada apa?" Tanya Matteo karena Alice terlihat menangis. "Tidak apa-apa, aku sangat berterima kasih karena kau sudah menyelamatkanku," kata Alice menghapur air matanya dan tidak ingin memperlihatkan kesedihannya tentang kekasihmua, "Apa ada keluargamu yang bisa di hubungi?" Tanya Matteo Alice terdiam sebentar lalu mengangguk. "Aku akan menghubungi kekasihku, aku benar benar berterima kasih kepadamu, Tuan...?" "Matteo, namaku Matteo, dan tidak perlu terlalu formal, kau bisa memanggilku nama saja," ucap Matteo memperkenalkan dirinya yang di senyumi tipis oleh Alice. "Terima kasih, Matteo, nama ku Alice.. Alice Johnson," ucap Alice menyodorkan tangannya yang di terima oleh Matteo sambil tersenyum tipis. "Kau bisa meninggalkanku, nanti akan ada yang menjemputku," kata Alice yang akhirnya di angguki oleh Matteo. Matteo berdiri dan membenarkan jasnya. "Semoga cepat sembuh, Alice," kata Matteo sebelum dia pergi yang di senyumi oleh Alice "Terima kasih," Matteo akhirnya keluar dari sana dengan wajah yang kecewa, entah kenapa dia sangat kecewa karena ternyata Alice sudah memiliki kekasih, "Kita pulang sekarang," kata Matteo kepada Hans yang di angguki olehnya. Di dalam mobil, Matteo terlihat hanya diam, dia seperti memikirkan sesuatu dan sepertinya di mengerti oleh Hans. "Apa anda ingin saya mencari tau tentang wanita tadi, Tuan?" Tanya Hans menawarkan. "Tidak, dia sudah memiliki kekasih, dan dia juga ternyata anak dari keluarga Johnson," ucap Matteo yang akhirnya di angguki oleh Hans tanda mengerti
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD