Rindu yang Menyiksa.

1007 Words

Malam itu, di apartemennya yang sederhana, Lily tak bisa tidur. Tubuhnya berbaring, tapi pikirannya menolak diam. Matanya menatap langit-langit yang pucat, sementara suara hujan masih turun samar dari balik jendela. Seakan dunia di luar ikut menangis bersama jiwanya yang kalut. Kata-kata Ethan bergaung lagi di benaknya. Ya. Aku membelanya. Ucapan itu begitu singkat, namun mengguncang seluruh pertahanannya. Seolah pintu yang selama ini ia kunci rapat terbuka sedikit demi sedikit. “Kenapa … aku merasa seperti ini?” bisiknya, lirih, hampir seperti doa yang tidak ingin didengar siapa pun. Hatinya terasa ringan sekaligus berat. Ringan karena untuk pertama kalinya ada pria yang berdiri membelanya tanpa ragu, bahkan di hadapan istrinya sendiri. Berat, karena pria itu adalah Ethan—seorang suam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD