Dua Puluh Tiga

1036 Words

Bukan tempat makan yang biasa dikunjungi Brenda. Hanya seperti warung tenda, yang beratap terpal dan memakai kursi plastik. Tidak ada meja, orang yang makan di sana hanya memegang piringnya masing-masing tanpa meja makan. Jangan ditanya, warung terpal itu sesak pengunjung, hanya tersisa tiga kursi plastik dan itu pun paling pojok. Kehadiran Brenda jadi pusat perhatian, sebagian takjub dan sebagian lagi kagum. Bagaimana seorang wanita yang memiliki penampilan dan paras bak artis bisa nyasar ke warung kaki lima tersebut. "Kita duduk di sana, Mbak!" Aryo menarik tangan Brenda tanpa sadar. Brenda tersentak, selama ini Aryo tidak pernah menyentuhnya. Entah kenapa, debaran itu kembali muncul di jantungnya. Namun, satu yang disadari Brenda, tatapan genit dan nakal sebagian preman yang mangkal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD