Dua Puluh Dua

1003 Words

Sri berjalan mondar-mandir di kamarnya. Ucapan dokter anak tadi pagi terngiang-ngiang di telinganya. Dia memang bukan ibu yang baik, sejak awal dia tidak menginginkan anak itu, namun Tuhan berkata lain sehingga anak itu berhasil lahir ke dunia setelah percobaan menggugurkan gagal berulang kali. "Kenapa mondar-mandir terus, kau membuatku tak bisa tidur." Novan melirik Sri dengan wajah kurang senang. Dia tak bisa menyembunyikan raut kesal di wajahnya, menandakan dia amat terganggu. Sri diam saja, seolah tak mendengar teguran Novan, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri. Setalah bungkam cukup lama, dia memulai percakapan. "Nadhira, namanya Nadhira." Dia menegaskan. Sedangkan Novan tampak makin tak tertarik. "Aku tau, tak perlu kau ingatkan." Novan merebahkan lagi tubuhnya, membelakang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD