Kedua mataku terbuka secara perlahan. Dan hal pertama yang kulihat adalah wajah pak Brandon yang tengah memperhatikanku. Tubuh kami tak terbalut sehelai benangpun. Berada di bawah selimut yang sama. Sudah kesekian kalinya kami melakukan hal itu. Namun untuk pertama kalinya, kami benar benar melakukannya. Karena sebelumnya, hanya pak Brandon. Pipiku memanas. Aku malu sekali, kurapatkan selimut kemudian menutup wajahku menggunakan kain lembut itu. Semalam aku gila, kenapa aku tidak menolak? Kenapa aku hanya diam? Apa sekarang aku mau diperlakukan murahan? "Jangan halangi apa yang saya pandang Bi," ucap pak Brandon serak. Kenapa suaranya begitu berat? Dan kenapa juga pipiku memanas mendengar suaranya? Ada apa denganmu Bi? "Saya malu." Cicitku tanpa mau melepas selimut yang menutupi wajahku