Andre memijat keningnya, tak menyangka permasalahan di perusahaan ayah mertuanya ternyata sepelik itu. Sejak sore tadi ia berada di kantor ayah mertuanya dan baru menyadari hari sudah gelap saat teleponnya berbunyi menampilkan nama istrinya.
“Papa masih lama pulangnya? Mau ditunggu makan malam?” suara Maura terdengar di sana.
“Kalian makan duluan saja. Aku sebentar lagi pulangnya.”
“Kalau sebentar lagi, Evan mau nunggu Papa aja katanya.”
Andre menghela napas. “Ya sudah, aku siap-siap pulang sekarang.”
“Terimakasih Papa.”
Andre masih bisa mendengar suara telapak tangan beradu. Ia meminta Markus untuk mengemasi pekerjaannya dan membawanya pulang. Berpamitan pada ayah mertua dan kakak iparnya, kemudian mampir ke musholla sebelum pulang.
“Pak Andre yakin mau membantu perusahaan Bimantar
