Tiara terkejut seperti tersengat listrik. Ia langsung mendorong d**a Abimana dengan kedua tangannya, lalu meraih selimut untuk membungkus tubuhnya dengan terburu. Napasnya memburu, pipinya merah padam. Tanpa pikir panjang ia turun dari ranjang, melangkah cepat menuju kamar mandi, dan mengunci pintunya dengan keras. Punggungnya menempel di pintu kayu, tubuhnya gemetar. Ia menunduk, menutupi wajah dengan kedua telapak tangan. Nafasnya tercekat, bibirnya bergetar. Kata-kata Abimana tadi terngiang jelas di telinganya. “Aksimu semalam cukup mengejutkan, tapi saya suka. Saya akan beri kamu satu miliar lebih awal.” Pipi Tiara semakin panas. Air mata menitik tanpa bisa ditahan. “Aku gila semalam," gumamnya dengan suara pecah. Rasanya dadanya diremas. Kata-kata itu membuatnya merasa seperti w**

