Abimana melangkah mendekat. Sorot matanya langsung tertuju pada botol kaca setengah kosong di atas meja. Cairannya bening, tapi ia tahu persis apa isinya. Rahangnya mengeras. “Kamu minum miras ini, Tiara?” suaranya rendah, dingin, dan nyaris berbisik. Tiara mendongak, matanya berkilau samar karena mabuk. Tanpa ragu, ia malah menyandarkan tubuhnya di d**a bidang Abimana. Jemarinya yang dingin mengusap pelan kemeja putih kebesaran yang melekat di tubuhnya. “Hehe… Mas Abimana pulang…” suaranya ngelantur, bercampur aroma alkohol yang menyengat. Abimana menahan napas, menunduk menatap wajah istrinya. Wajah Tiara memerah, pipinya panas, bibirnya sedikit terbuka. Bau alkohol begitu kuat setiap kali ia bicara. Pandangan Abimana bergeser ke kotak hitam di meja yang kini kosong. Hanya sisa saus

