Kamar pengantin telah dipersiapkan dengan indah, lampu remang-remang menambah suasana romantis, bunga mawar yang tersusun di lantai dan di atas tempat tidur menambah nuansa cinta yang mendalam.
Di atas kasur, terlihat lingerie tipis berwarna putih yang telah disiapkan untuk Alexa. Mata keduanya terbelalak, penuh tanya tentang apa yang akan terjadi malam ini, di malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri.
"Om, ini ... kita benar-benar sudah menjadi pasangan suami istri? Ini bukan mimpi, 'kan?" tanya Alexa, wajahnya penuh rasa tidak percaya.
Sebelum menjawab, Bara mencubit pipi Alexa pelan, memastikan kenyataan yang tengah mereka hadapi.
"Akh," rintih Alexa, seraya memegangi pipinya yang dicubit oleh Bara.
"Sakit, 'kan?" tanya Bara, matanya bersinar nakal.
Alexa merasa bingung dan kesal. "Iya, tapi kenapa Om mencubitku sih?" pekiknya.
Bara tersenyum. "Ya, untuk menyadarkan kamu kalau ini kenyataan. Kita memang sudah menikah dan menjadi pasangan suami istri," ujarnya.
Alexa hanya bisa mengangguk, menerima kenyataan yang manis ini. "Om, kamu lihat ini! Apa kamu mau, aku memakai saringan teh ini?" tanya Alexa seraya memegang lingerie. Wajahnya terbakar menatap pakaian itu, merasakan gejolak perasaan di dalam hati.
Bara merespon santai, "Terserah kamu. Aku mau mandi dulu."
Mendengar hal itu, Alexa langsung memeluk lengan Bara dengan manja. "Om, aku ikut," ucapnya dengan nada yang begitu menggoda.
"Hah, kamu serius mau ikut mandi bersamaku?" tanya Bara, seakan sulit untuk percaya dengan apa yang didengarnya.
Bara merasa jantungnya berdetak lebih kencang, berdebar seiring dengan gairah yang mulai merasuki. Namun, ia mencoba untuk tetap tenang, melawan godaan yang seharusnya ia terima dengan senang hati.
Alexa menatap suaminya itu, menunjukkan ekspresi seriusnya. "Ya, seriuslah. Memangnya kenapa? 'Kan kita sudah jadi suami istri, bukannya nggak masalah?" godanya seraya mengerlingkan mata, menguji kesabaran dan keberanian mereka sebagai pasangan baru, membuat Bara pun gugup setengah mati.
"Sudahlah, Alexa. Kamu tidak usah mengada-ngada. Tunggu aku di sini, aku mandi dulu, setelah itu baru kamu yang mandi," kata Bara sambil bergegas menuju kamar mandi.
Dengan sangat kesal, Alexa duduk di tepi ranjang, mulai merenung dan menyadari betapa tidak percayanya dirinya karena penolakan Bara tadi. Namun seketika ia tersenyum, karena memiliki ide cemerlang di dalam otaknya.
"Aku mau lihat, Apa kali ini Om Bara masih bisa menolakku?" gumam Alexa sambil mencibir.
Alexa segera membuka gaun yang dikenakannya, meskipun agak sulit, namun pada akhirnya ia berhasil melepaskannya. Sontak sebuah ide jahil menggema di kepalanya. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan ternyata pintu kamar mandi itu tidak dikunci.
"Sepertinya Om Bara sengaja memancingku," gumam Alexa dengan senyum nakal di bibirnya.
Dengan hati-hati, Alexa membuka pintu kamar mandi dan mengintip Bara yang sedang mandi. Di sana terlihat jelas, otot-otot tubuh Bara yang kekar di bawah guyuran air shower dengan mata terpejam. Sinaran air yang membasahi rambut hitam lebat Bara, membuat pria itu terlihat begitu seksi, sehingga tak ayal membuat Alexa menelan ludah.
"Ini benar-benar nggak bisa ditahan lagi," desis Alexa sebelum akhirnya nekat melangkah masuk ke kamar mandi, membuat Bara terkejut akan kehadirannya yang tiba-tiba itu.
"Astaga, Alexa! Apa yang kamu lakukan?" teriak Bara, refleks menutupi benda pusakanya yang seketika itu tampak menegang karena melihat Alexa hanya menggunakan pakaian dalam saja.
Namun, hal itu malah membuat Alexa tersenyum jahil lalu mendekati suaminya. "Sentuh aku, Om. Aku ini istrimu, lakukan apa saja yang kamu mau," ucapnya seraya merangkul Bara, yang membuat suaminya itu tampak tercengang.
"Kamu tidak salah dengan ucapanmu, Lexa?" tanya Bara, tak menyangka jika Alexa akan senekat itu menggodanya.
"Tentu saja enggak, Om. Bukankah ini sudah sewajarnya kita lakukan? Ayo, sentuh aku, Om," ucap Alexa dengan lirih namun penuh gairah.
"Baiklah, kalau ini yang kamu mau. Aku harap kamu tidak menyesal," kata Bara akhirnya, lalu ia pun langsung saja menyambar bibir Alexa dan melum4tnya dengan penuh gairah.
Alexa pun membalasnya, keduanya memperdalam ciuman di bawah guyuran air shower yang membuat gairah semakin menggebu-gebu. Tak hanya itu saja, Bara juga menjelajahi seluruh tubuh Alexa dengan jari-jarinya, yang membuat Alexa terus mendes4h, merasakan kenikmatan karena sentuhan itu.
Bara berpikir dalam hati, ini adalah malam yang tak terlupakan bersama Alexa dan ia ingin memberikan segalanya pada istrinya itu. Terlepas dari apa yang terjadi di luar sana, saat ini hanya mereka berdua yang ada di dunia ini.
Semakin lama, gairah yang dirasakan oleh pasangan yang baru menikah ini semakin menggebu-gebu. Setelah menyelesaikan mandi dan mengeringkan tubuh, Bara membopong tubuh Alexa dengan bibir keduanya yang tak terlepas.
Sementara itu, hati Alexa berdebar-debar ketika Bara membawanya menuju ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Om, apa kita akan melakukan malam pertama kita?" tanyanya dengan polos.
"Lebih tepatnya ini malam kedua. Kamu tidak akan menolaknya, 'kan? Kamu yang sudah memancingku," ujar Bara.
Alexa tersenyum penuh keyakinan. "Tentu saja, aku nggak akan menolaknya. Lakukan apapun yang kamu mau, aku adalah milikmu," tantangnya.
Bara tersenyum senang, membuat Alexa semakin yakin akan perasaannya pada pria itu. Dalam hati, Alexa merasa beruntung memiliki suami seperti Bara, yang begitu pandai memanjakan istri dan memahami kebutuhan hatinya. Alexa tak ingin kehangatan malam ini terhenti dan ia ingin segera melanjutkan adegan yang sesungguhnya.
"Om, ayo cepat lakukan," pinta Alexa lirih, diiringi des4h4nnya.
Bara tersenyum menggoda. "Sepertinya kamu sudah tidak sabar lagi ya, Sayang?" ucapnya seraya memegang salah satu area sensintif Alexa, yang membuat istrinya itu pun melengkungkan tubuhnya, semakin merasa tak tahan lagi.
Bara memang sengaja menggoda Alexa, karena ia sangat menyukai ekspresi wajah istrinya saat ini, yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Ayolah, Om, jangan menyiksaku seperti ini," rengek Alexa, lalu ia menarik tengkuk bara dan menyambar bibir suaminya itu serta melumatnya dengan penuh gairah.
Bara merasa terkejut, namun juga merasa senang dan membalasnya. "Akh," rintihnya, di saat Alexa menggigit bibirnya bahkan sedikit terluka, namun itu membuatnya tersenyum senang. "Baiklah, bersiap-siaplah untuk menjelajahi dunia yang indah bersamaku, Sayang."
Bara yang sebenarnya juga sudah tak tahan lagi, merasa pemanasan yang mereka lakukan sudah cukup. Sehingga segera saja ia menyatukan milik mereka dan mulai memaju-mundurkan pinggulnya dari gerakan lambat hingga tempo cepat. Suara des4h4n terdengar saling bersahutan, menambah romantisme dan memacu gairah antara keduanya. Peluh mulai bercucuran, hingga tak lama kemudian, keduanya sama-sama mencapai puncak kenikmatan yang hakiki.
Alexa dan Bara tampak tersenyum lega, napas keduanya terdengar ngos-ngosan akibat aktivitas yang baru saja terjadi. Bara merobohkan tubuhnya di samping Alexa, tersenyum memandang wajah cantik istri kecilnya itu. Keduanya masih tak menyangka setelah cinta satu malam itu, akhirnya mereka menjadi pasangan suami istri.
Bara merasa jika rasa cinta yang tumbuh sejak saat itu, kini telah berkembang jauh lebih dalam daripada hubungan om dan keponakan semula. Ada kelegaan tersendiri di dalam hatinya, bahwa saat ini Alexa sudah resmi menjadi istrinya dan ia pun berjanji pada diri sendiri jika ia akan mencintai wanita itu sepenuh hati.
"Terima kasih ya, Sayang, untuk malam ini," ucap Bara.
"Sama-sama, Sayang," balas Alexa sambil mengecup bibir Bara sekilas.
Mereka saling pandang dan Bara memutuskan untuk tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia kembali membalas kecupan Alexa, kali ini dengan lebih lama dan penuh hasrat. Keduanya pun tenggelam dalam kehangatan cumbuan mesra, seakan melupakan rasa lelah yang sebelumnya melanda.
Bersambung …