Part 8

1086 Words
Setelah menemukan titik buntu perihal kehilangan ponselnya itu Alexa terlihat berputus asa. Ia merasa lelah mencari-cari keberadaan ponselnya yang tak kunjung membawakan hasil. Alexa sudah pergi kemana-mana dan juga memposting pengumuman di sosial media. Namun tak ada seorang pun yang menghubunginya. Ia merasa sangat frustrasi. “Ya ampun, kemana perginya ponselku? Sudah beberapa hari ini tidak ditemukan. Aku takut ada seseorang yang dapat meretas ponselku. Ah, tidak! Data-data si dalamnya sangat penting! Itu tidak bisa terjadi! Tidak!” ucap Alexa berbicara pada dirinya sendiri. Di depan layar laptopnya, Alexa berusaha untuk melacak keberadaan ponselnya. Namun servernya selalu eror tidak bisa tersambung padahal jaringan di rumahnya kencang. Alexa juga memakai wifi.  “Kenapa tidak bisa dilacak ya? Sepertinya aku mematikan data selulernya, ah menyebalkan!” Di saat Alexa sedang memaki-maki dirinya sendiri. Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Alexa pun membukakannya dan melihat seorang body guard yang sudah berdiri di hadapannya. “Ada apa?” tanya Alexa. Body guard itu memberi tahu Alexa bahwa ada seorang pemuda datang dan berkata telah menemukan ponsel Alexa. “Ada seseorang yang datang padaku dan menemukan ponselmu, Nona.” “Kau bercanda?” kata Alexa tak percaya. “Saya tidak bercanda, Nona. Saya bersungguh-sungguh.” “Kalau begitu sekarang dimana dia letaknya “Saya memerintahkan dia untuk menetap sebentar di ruang tunggu, Nona. Dia ada di sana sekarang menunggu kau.” “Baiklah, aku akan segera bergegas ke ruang tunggu. Terima kasih atas laporanmu!” Akhirnya Alexa mendapat titik temunya kembali. Wajahnya terlihat sangat senang, ia pun langsung pergi ke rumah tunggu menemui pria yang digadang-gadang adalah seseorang yang menemukan ponselnya. *** Alexa turun dari lift, sekarang ia tengah berada di lantai basement. Alexa langsung membuka pintu ruang tunggu dan melihat seseorang pria tengah duduk sendiri di sana ditemani dengan dua body guard yang sedang berjaga di ruangan tersebut. Alexa pun berjalan mendekati pria tersebut lalu duduk di depan kursi yang berhadapan dengan pria yang menemukan ponselnya itu.   “Hai, apakah kau yang menemukan ponselku?” tanya Alexa diikuti dengan anggukan pria tersebut.   “Benar, ini adalah ponselmu. Kau bisa mengecek kebenarannya terlebih dulu.” Saat pria itu menyodorkan ponsel Alexa, wajah Alexa yang tadinya murung setiap hari kini berubah menjadi lebih ceria dan bersemangat. Ia segera mengambil ponselnya dan mulai membuka serta mengecek isi satu-satu dari ponselnya. Mulai dari galeri, file, serta data-data lainnya. Alexa merasa bersyukur tidak ada file maupun data yang hilang. Ternyata benar bahwa dirinya mematikan total ponselnya yang menjadikannya tidak bisa dilacak keberadaannya. Untungnya baterai ponsel Alexa juga tidak boros. Dua hari tidak dipakai, baterai ponselnya masih terisi penuh seperti habis selesai di charge. “Oh, astaga! Ini benar-benar ponselku. Aku tidak menyangka jika diriku masih berjodoh dengan ponsel ini. Apa kau tahu? Aku sampai frustrasi dua hari dua malam mencarinya. Dan untungnya kau berhasil menemukannya. Aku sangat berterima kasih kepadamu atas segala bantuanmu.” kata Alexa tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada pria yang menemukan ponselnya tersebut. “Tidak apa-apa, Nona. Aku sangat senang bila akhirnya ponsel itu dapat kembali kepadamu lagi.” jawab pria tersebut dengan murah hati. Tidak ada niat sedikitpun untuk mengambil ponsel Alexa. “Jika aku boleh tahu, mengapa kau bisa mengetahui bahwa ini adalah ponselku?” “Aku membuka pelindung ponselmu dan menemukan sebuah kartu identitas yang menerangkan namamu juga alamatmu. Maka dari itu aku pergi ke sini untuk mengembalikannya kepadamu.” “Kau baik sekali padaku. Aku sangat senang bertemu dengan orang sepertimu,” ujar Alexa, “oh, ya. Aku belum menanyakan hal ini. Kau menemukan ponselku di mana? Apa kau tahu? Aku sudah berkeliling kota mencari letak keberadaan ponselku namun hasilnya sia-sia. Aku tidak bisa menemukannya dengan aplikasi pelacak sekalipun.” “Aku menemukannya di jalan dekat kampus bergengsi, Nona.” “Ya ampun, ternyata kau menemukannya di jalan dekat kampusku? Aku sudah mencarinya ke sana tetapi tidak menemukannya juga. Kau termasuk orang yang hebat karena dapat menemukannya!” puji Alexa kepada seseorang yang menemukan ponselnya tersebut. “Ah, tidak begitu. Apa kau tidak sengaja menjatuhkannya?” “Entahlah, sepertinya memang aku tidak sengaja menjatuhkannya. Saat itu sepertinya aku tengah terburu-buru untuk pulang ke rumah karena habis selesai dari ospek.” “Oh, begitu. Baiklah tidak apa-apa,” kata pria itu canggung.   “Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Aku ada sedikit uang untukmu, tolong terimalah.” ucap Alexa ia memberikan pria itu uang tetapi pria itu malah menolak.   “Tak perlu, Nona. Aku ikhlas. Lagipula itu hanya kebetulan saat aku melewati kawasan kampus itu.”   “Ah, kau ini! Sudah tak apa, ini sebagai rasa terima kasihku padamu.” Alexa memaksa agar pria itu menerima uangnya.   “Tidak, aku tak mau mengambilnya. Aku benar-benar ikhlas, Nona.” kata pria tersebut masih menolak membuat Alexa menyerah.   “Tidak bisa begitu. Anggap saja uang ini adalah hadiah untukmu karena kau sudah menemukan ponselku. Lagipula di seluruh poster iklan ponselku yang hilang juga terpajang kata-kata bahwa bagi yang menemukannya akan mendapatkan uang dariku sebagai bentuk terima kasih.” “Maaf sekali lagi, Nona. Aku tidak bisa menerimanya.” jawab pria itu menolak hadiah yang Alexa beri untuk yang kesekian kalinya. “Astaga, kau benar-benar tak mau menerimanya? Aku menjadi tidak enak denganmu kalau begini.” “Tidak, Nona. Kalau begitu izinkan aku untuk pulang.” “Hei, jangan pulang dulu!” larang Alexa, “apakah kau punya pekerjaan?” “Aku pekerja lepas. Jika ada suatu pekerjaan, aku akan mengerjakannya. Namun jika tidak, maka aku tidak akan bekerja.” jelas pria tersebut. “Kedua orang tuamu?” “Kedua orang tuaku bekerja di ladang dan sawah. Terkadang aku juga ikut membantu mereka.”  Alexa merasa kasihan dengan pria tersebut. Ia pun memintanya untuk menjadi security di rumahnya. Hitung-hitung sebagai balas budi. “Oke, kalau begitu apakah kau mau bekerja di rumahku sebagai Security? Kalau body guard dan asisten sudah melebihi batas maksimal. Namun untuk Security masih ada slot untuk menjaga bagian belakang rumah. Kau tertarik?” Mendengar tawaran tersebut tentu saja pria itu tidak mau melewatkan kesempatan yang ada. Akhirnya ia menerimanya dan resmi menjadi Security di keluarga Haires. “Baiklah, kau bisa bekerja esok hari. Soal seragamnya kau bisa tanyakan kepada asistenku. Aku yang akan membawakannya untukmu nanti.” “Baik, Nona.” “Oh, ya aku belum mengetahui namamu. Namamu siapa?” tanya Alexa.   “Ken Devian.”   “Nama yang bagus. Kenalkan aku, Alexa.” “Baik, Nona.” Tak berapa lama dari itu asisten Alexa datang dan membawa Ken untuk mengambil seragam Security di ruangannya. Sementara itu Alexa sangat bersyukur karena akhirnya ponselnya dapat ditemukan. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD