Sebuah Badai.

1106 Words

"Saya mau ke kantor, kamu tolong jaga Kakekku," ujar Vasko dengan nada tenang namun tegas. "Oh, baiklah, Tuan," jawab Selin patuh, mengangguk sopan. Tatapan Vasko berpindah sekilas ke Tedy sebelum akhirnya ia melangkah pergi lebih dulu menuju lift, meninggalkan Selin dan Kakek yang tengah menikmati makan siang mereka. Seperti biasa, Vasko hanya ke kantor di siang hari—hanya setelah memastikan bahwa Kakek ada di mansion dalam kondisi baik. Ia tidak mau menghabiskan terlalu banyak waktu di luar dan meninggalkan lelaki tua itu sendirian dalam sakitnya. Begitu lift tertutup di balik Vasko dan Tedy, Kakek mendesah pelan, meletakkan sendoknya di pinggir piring. Matanya yang penuh pengalaman menatap lurus ke arah pintu lift yang kini sunyi. "Kamu lihat anak itu," gumamnya, suaranya mengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD