"Tuan! Pengacara Langit sudah datang!" suara Tedy menggema dari balik pintu, menginterupsi keheningan di dalam ruangan mewah itu. Vasko yang tengah berdiri dengan anggun, matanya tak beralih dari Selin yang sedang dirias oleh penata rias profesional, mengangkat alisnya dengan sedikit jengkel. Ia memang sengaja tidak meninggalkan ruangan itu—ia ingin memastikan semuanya sempurna. Atau mungkin, lebih tepatnya, ia tidak ingin Selin keluar dari pandangannya. "Biarkan dia menunggu di ruang tamu," ujarnya dengan nada datar namun penuh otoritas. "Baik, Tuan," jawab Tedy sebelum melangkah pergi, meninggalkan pintu megah dari kayu mahoni yang kokoh. Vasko menghela napas perlahan, seolah enggan beranjak. Matanya kembali melirik Selin, yang kini tampak seperti boneka porselen hidup dalam

