Matahari pagi menyinari taman mansion, memandikan setiap kelopak mawar dengan sinar keemasan yang lembut. Selin masih berdiri di antara bunga-bunga itu, menyentuh kelopaknya dengan hati-hati seolah takut menyakitinya. Matanya menangkap sosok seorang pelayan yang mendorong kursi roda menuju taman, membawa seorang kakek tua dengan wajah yang penuh kerut namun bercahaya. Setelah meletakkan kursi roda itu, pelayan pergi begitu saja, meninggalkan sang kakek sendirian di sana. Selin terus memperhatikan dengan penuh rasa ingin tahu. Kakek itu perlahan berdiri dari kursi rodanya, membiarkan sinar matahari membelai kulitnya yang keriput. Langkahnya pelan saat ia mendekati bunga-bunga di dekatnya, tangannya yang gemetar terulur untuk meraih salah satu mawar. Namun, tubuhnya tampak goyah, dan dalam

