Keiden menghampiri ruangan Clarissa dan masuk tanpa mengentuk nya lebih dulu. “Ada apa?” Tanya Clarissa.
Tanpa menjawab pertanyaan pertanyaan Clarissa, langkah Keiden mendekat pada wanita itu. “Mau apa bapak kemari?” Tanya Clarissa lagi.
Keiden berjongkok dibawah tubuh Clarissa, lalu mengeluarkan plester obat dari dalam saku jas nya. Pria itu membuka nya dan memasangkan nya pada kaki Clarissa yang terluka sebelum nya. “Apa sakit?” Tanya Keiden.
Clarissa terdiam, ia bingung harus menjawab apa saat ini. “Ke ruangan saya sekarang.” Perintah Keiden pada wanita dihadapan nya.
Clarissa menyusul Keiden dari belakang dengan wajah merengut, menahan kesal. Akan tetapi matanya kini melirik luka di kaki nya yang baru saja di obati pria menyebalkan itu. “Ck, mulutmu itu. Jangan pernah memperlihatkan nya ketika bersama saya.” Ucap Keiden melihat wajah cemberut Clarissa.
Sesampainya di kantor. “Pilih satu makanan, dan makanlah disini sekarang juga.” Perintah Keiden.
Clarissa menghembuskan napasnya dengan berat. “Ini, makanan nya tidak diracuni seperti sebelum nya kan?” Tanya Clarissa.
“Cobalah berfikir kembali, apa manfaat nya saya meracuni wanita seperti mu.” Balas Keiden pada Clarissa yang segera mengambil makanan nya dan pergi dari ruangan pria itu.
“Saya gak pernah suruh kamu keluar dari sini, kamu bisa makan disini sekarang.” Ucap Keiden membuat Clarissa mengangguk nurut.
Clarissa memakan makanan nya diatas sofa tamu ruangan Keiden. Sedangkan Keiden tengah membaca beberapa laporan yang cukup menumpuk di atas meja nya, sesekali pula mata pria itu melirik kearah Clarissa.
“Sudah selesai, saya sudah boleh kembali bukan?” Tanya Clarissa.
Keiden ingin menggeleng, tapi alasan apalagi yang tepat untuk menahan Clarissa agar selalu bersama nya. Serasa tidak memiliki kesempatan untuk bersama, Keiden harus merelakan wanita itu pergi dari hadapan nya.
Melihat Clarissa yang telah pergi dari nya, kini ia mendatangkan Peter untuk menemani nya didalam ruangan. “Apa kamu pernah pacaran sebelum nya?” Tanya Keiden memberikan diri.
Peter menganggukan kepalanya. “Saya jago nya dalam urusan wanita.” Ucap Peter membuat Keiden semakin tertarik.
“Apa saja yang kamu lakukan saat masa pendekatan sebelum pacaran?” Tanya Keiden yang sukses membuat Peter menyipitkan matanya karena menaruh curiga. Pikiran Peter kini di bayang-bayangi oleh siapa sosok wanita yang tahan dengan sifat bos nya.
Punya hati saja tidak, bagaimana bisa mencintai wanita.
“Hm, melakukan banyak hal. Memang nya ada apa, bapak tidak biasanya menanyakan hal seperti ini pada saya?” Tanya Peter penasaran.
Keiden menunduk dengan wajah yang memerah padam, lalu menatap Peter. “Sebutkan saja apa yang kamu lakukan waktu itu, jangan banyak tanya.” Ucap Keiden kembali bersikap dingin pada Peter.
Peter mengangguk. “Biasanya, saya suka cari perhatian sama wanita yang saya sukai. Contoh nya seperti pura-pura sakit atau bahkan tidak enak badan dan membuat wanita itu khawatir.” Ucap Peter membuat Keiden mengangguk kecil.
Hari sudah semakin sore, waktu pulang kerja pun berlangsung. Beberapa karyawan nya telah pergi meninggalkan singgahsana masing-masing, beberapa juga masih ada yang menetap untuk mengerjakan tumpukan tugas.
Keiden membuka tirai jendela nya dengan remot kontrol yang kini berada di jari-jemari panjang nya. Matanya melirik pada ruangan yang persis dihadapan nya, yaitu ruangan milik Clarissa.
“Apa wanita itu sudah selesai bekerja?” Gumam Keiden sembari mengigit bibir nya karena ragu dengan rencana yang kini berada di dalam otak nya.
Setelah beberapa menit mengawasi, Keiden dengan sigap bangkit dari duduk nya tepat saat Clarissa keluar dari ruangan milik wanita itu. Keiden berpura-pura bergaya didepan cermin yang ada diruangan nya sendiri, lalu pergi menyusul Clarissa.
Didepan lift, Keiden melihat Clarissa tengah menunggu pintu lift terbuka. “Kamu seperti peramal ya, tahu saja bos mu akan naik lift sekarang. Atau jangan kamu mengikuti saya ya?” Tanya Keiden pada Clarissa.
Clarissa menghembuskan napasnya, merasa lelah karena setiap saat harus berdebat dengan Keiden. “Kalau begitu, bapak bisa naik lift duluan. Saya akan naik setelah nya.” Ucap Clarissa membuat Keiden kini menyalahkan mulutnya sendiri.
Keiden mau tidak mau mengangguk dan masuk kedalam lift yang baru terbuka sendirian. Sesampainya di lobi, Keiden menelpon Peter untuk membawakan mobil nya ke depan. Sembari menunggu mobil nya, mata Keiden melirik kanan dan kiri mencari seseorang. “Saya antar balik pak?” Tawar Peter.
Lama menunggu Clarissa, Keiden pun mengangguk setuju dan naik kedalam mobil. “Untuk menarik perhatian wanita, apa yang biasa pria dewasa lakukan?” Tanya Keiden.
Peter yang di tanya seperti itu oleh Keiden hampir saja tersedak. “I-itu, biasanya harus dilakukan dari hati. Seperti memberikan perhatian yang lebih untuk wanita tersebut, atau sering membelikan hadiah setiap hari nya.” Ucap Peter.
Keiden mengangguk, lalu melonggarkan dasinya. “Mulai besok, tolong siapkan bunga dipagi hari setiap hari nya.” Perintah Keiden yang diangguki oleh Peter.
Sesampainya dirumah, Keiden ingin segera mandi. Akan tetapi, Keiden memilik ide yang cukup baik untuk digunakan nya malam ini. Keiden mengambil handuk nya dan segera keluar dari kamar nya.
Tok tok tok
Clarissa membukakan pintu kamar nya dan terkejut melihat tubuh Keiden yang bertelanjang d**a. Wajah nya menoleh kearah lain tanpa melihat pria dihadapan nya saat berbicara. “Ma-mau apa?” Tanya wanita itu pada Keiden.
“Numpang mandi.” Ucap Keiden sembari mendorong kecil tubuh Clarissa sampai dirinya bisa memasuki kamar wanita itu.
“Saya kan belum izinkan.” Ujar Clarissa, tapi tidak dihiraukan oleh Keiden.
Keiden masuk kedalam kamar mandi wanita itu dan melihat beberapa gantungan dalaman seperti bra dan bawahan nya. Pria itu tersenyum miring menunjukan smirk yang langsung dicurigai Clarissa.
Saat mengingat bahwa jemuran dalaman nya ada dikamar mandi, wanita itu menepuk jidatnya sendiri. Lalu dengan cepat mendorong tubuh Keiden keluar dari kamar mandi. “Tunggu disini.” Ucap Clarissa pada Keiden yang tersenyum m***m.
Wanita itu masuk dan mengambil pakaian dalam nya yang sudah kering, sangkin lelah nya berkerja ia bahkan lupa dengan pakaian dalam nya yang sudah pasti dilihat Keiden. “Bapak bisa gunakan kamar mandi nya sekarang.” Ucap Clarissa sembari menyembunyikan pakaian dalam nya di belakang tubuh kecil nya.
Keiden masuk kedalam kamar mandi, lalu kembali memundurkan tubuh nya mendekat pada Clarissa. “Saya masih bisa melihat tali bra mu.” Bisik Keiden membuat Clarissa harus menahan malu nya.
Didalam sana, Keiden mandi dengan Clarissa yang menunggu pria itu di balkon. Setelah menyimpan dalaman nya kedalam lemari, Clarissa tidak bisa berbohong untuk tidak merasakan malu. Musuh bebuyutan sekaligus bos nya berhasil melihat sesuatu yang terlarang dari dirinya!
Keiden membuka pintu kamar mandi setelah beberapa menit berlalu. “Hey Clarissa!” Panggil Keiden membuat wanita itu mau tidak mau harus menghampiri bos nya.
Dengan mata terpejam, Keiden berbicara pada Clarissa. “Tiupkan mata saya sekarang.” Perintah Keiden yang berhasil membuat canggung.
“Memangnya kenapa?” Tanya Clarissa.
Keiden menunjuk mata kirinya. “Kamu gak bisa lihat saya sedang kelilipan?!” Omel Keiden yang membuat Clarissa segera mendekatkan bibirnya pada mata Keiden.
Wanita itu meniupkan perlahan mata bos nya, sedangkan Keiden yang sedari tadi berbohong membuka sedikit-demi sedikit matanya untuk menatap wajah Clarissa dari dekat.
Melihat perasaan nya yang semakin kacau saat berada didekat wanita itu, Keiden dengan cepat menarik tekuk Clarissa untuk dicium nya. Keiden berhasil mencium bibir Clarissa, membuat wanita itu membuka lebar-lebar matanya karena merasa terkejut.
Rencana berhasil!