“Pagi.” Ucap seseorang di dalam tidur nya.
Clarissa perlahan mulai membuka nya, dan terkejut hingga hampir terjatuh dari kasur karena melihat Keiden yang berada disamping nya.
“Ngapain, kenapa bapak bisa ada disini?!” Tanya Clarissa ketakutan.
Clarissa kembali berfikir pada kejadia tadi malam, apakah ia lupa untuk mengunci pintu. Setiap malam dirinya tidak pernah melupakan untuk mengunci pintu kamar nya, ia takut hal seperti ini mungkin saja terjadi, dan sekarang persis nya semua itu telah terjadi.
Keiden yang melihat tingkah lucu Clarissa pun menggelengkan kepalanya. “Sudah cukup untuk pagi ini, saya mau mandi.” Ucap Keiden sembari bangkit dari kasur Clarissa dan melangkah menjauh keluar dari kamar wanita itu.
Clarissa melebarkan mulutnya, ketika melihat tingkah Keiden padanya pagi ini. “Astaga!” Teriak Clarissa melihat jam di atas nakas menujukan pukul delapan.
Clarissa berlari menuju ke kamar mandi, lalu membersihkan diri nya. Setelah itu memakai baju dengan cepat, dan berdandan seadanya. Wanita itu bersiap dengan keadaan terburu-buru hingga tidak sadar beberapa penampilan nya sedikir berantakan.
Clarissa kebawah dan menemukan ada Keiden yang masih sarapan di lantai bawah. “Saya pergi dulu.” Ucap Clarissa berpamitan pada Keiden.
Keiden terdiam sembari menatap kepergian Clarissa. “Dia tidak ingin sarapan dengan ku.” Gumam Keiden dengan tampang lesu.
Keiden tidak berfikir, bahwa Clarissa masih seorang pegawai yang harus menaati jam masuk kantor. Sedangkan dirinya yang bos, mana tahu kata telat datang ke kantor.
Keiden mengambil jas beserta kunci mobil nya, ia keluar dari pintu rumah dan pergi ke kantor dengan mobil nya sendirian. Sedangkan Clarissa tengah menunggu bus datang, di halte. Keiden yang sedang dalam perjalanan pun menemukan Clarissa disana.
“Wanita itu memilih untuk menunggu bus, dibanding sarapan dengan ku.” Ucap Keiden mendekat pada posisi Clarissa.
Keiden membuka kaca jendela mobil nya, dan menyuruh wanita itu masuk kedalam. Akan tetapi Clarissa menggelengkan kepalanya tanda menolak, melihat bus sudah datang. “Terimakasih untuk tawaran nya pak Keiden.” Ucap Clarissa sebelum berlari masuk kedalam bus.
Wanita itu sudah berani mengabaikan ku.
Sesampai dikantor, seperti biasa Keiden disambut oleh banyak orang. Begitu pun dengan Peter dan Clarissa yang kini berada di samping nya. “Jadwal.” Ucap Keiden meminta Clarissa membacakan jadwal nya hari ini.
“Jam sebelas pagi rapat dengan pemegang saham, jam setengah dua siang ada janji dengan pak Riko untuk bermain golf.” Ujar Clarissa.
Keiden melihat perkembangan kerja Clarissa yang meningkat, wanita itu menjadi lebih cekatan di banding sebelum nya dan ia suka. “Peter, tolong belikan saya sarapan.” Ucap Keiden membuat Clarissa menoleh pada nya, setahu wanita itu bos nya sudah sarapan di rumah tadi pagi.
Sesampainya di ruangan masing-masing, Clarissa melihat ada sebuah buket bunga di atas meja kantor nya. “Apa ada orang yang salah kasih bunga?” Tanya Clarissa sembari melihat sepucuk surat di antara bunga tersebut.
“Gak ada nama pengirim nya juga.” Gumam Clarissa sembari tersenyum senang karena menyukai nya.
Clarissa memegang bungan tersebut dan mencium harum nya. Akan tetapi, matanya tidak sengaja melihat bayangan di dekat jendela ruangan nya. Wanita itu pun segera memeriksa nya dan menemukan Peter disana. “Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Clarissa.
Peter melirik bunga yang berada di kedua tangan Clarissa, lalu ia segera menyadari bahwa wanita yang selama ini dibicarakan Keiden adalah sekretaris bos nya sendiri.
“Saya hanya ingin mengantar sarapan, pak Keiden menyuruh saya membeli dua porsi. Untuk saya juga untuk ibu.” Ucap Peter yang diangguki oleh Clarissa.
Tangan Clarissa telah menerima satu kotak makanan dan berniat masuk kembali ke ruangan nya. “Ada yang ingin saya tanyakan.” Ucap Peter menghentikan langkah Clarissa.
Clarissa mengangguk. “Apa ibu Lisa suka dengan pak Keiden?” Tanya Peter membuat Clarissa hampir tersedak ludah sendiri.