Bab.4b

551 Words
Clarissa menyuruh Peter untuk mendekat padanya. “Sejujurnya, dia adalah teman saya dulu.” Ucap Clarissa membuat Peter sukses melebarkan mulutnya. Pantas saja saat Peter melihat bos nya dan Clarissa seperti mereka memiliki chemistery mendalam. “Oh, begitu. Berarti pak Keiden sudah lama menyimpan rasa suka nya.” Gumam Peter. “Siapa suka siapa?” Tanya Clarissa. Peter menggelengkan kepalanya. “Bukan siapapun.” Ucap Peter, lalu pamit pergi dari ruangan Clarissa. Clarissa meletakan bunga nya pada meja, rencana nya setelah pulang kerja ia akan membeli vas bunga baru agar bisa memajang bunga tersebut. “Dari siapa?” Tanya Keiden dari belakang, yang hampir membuat Clarissa jantungan karena terkejut. “Bapak seperti nya punya kemampuan berpindah tempat tanpa menimbulkan suara ya?” Sindir Clarissa. “Atau Isa disebut sebagai hobi baru mengagetkan orang lain.” Ucap Clarissa. Keiden melangkah mendekat, lalu memegang bunga milik Clarissa akan tetapi wanita itu menangkis nya lebih dulu. “Jangan macam-macam pegang punya milik orang lain ya!” Omel Clarissa. “Seperti nya kamu beneran menyukai hal seperti ini ya, padahal kamu sendiri belum tahu siapa yang mengirimkan ini pada mu.” Ujar Keiden yang langsung di curigai oleh Clarissa. “Apa bunga ini ada hubungan nya dengan mu?” Tanya Clarissa. Keiden merasa ia sudah telalu jauh berbicara perihal bunga itu. Pria itu menggelengkan kepalanya. “Mana aku tahu tentang bunga aneh itu.” Ucap Keiden berbohong. Clarissa mengangguk. “Baguslah, bapak tidak tahu. Saya harap juga begitu, lalu seandainya bapak terlibat saya akan langsung membuang bunga ini.” Ucap Clarissa membuat Keiden harus menahan kesal nya. “Bapak kan ada rapat sebentar lagi.” Ucap Clarissa mencoba mengusir Keiden. “Saya juga gak bakal berangkat kalau gak ada sekretaris saya yang menyebalkan berada di samping saya.” Balas Keiden dengan wajah tak kalah menyebalkan. Clarissa membuka mulutnya lebar-lebar, ia tidak menyangka kalau Keiden juga memiliki bibir mirip seperti seorang wanita. “Baiklah, saya akan ikut bersama bapak nanti. Sekarang masih ada waktu untuk saya dapat menikmati kesendirian.” Ujar Clarissa sembari mengarahkan tangan nya ke pintu keluar, berniat menyuruh Keiden pergi segera. Keiden mengangguk karena ikut kesal, lalu pergi sembari membanting pintu ruangan Clarissa. “Haish, sifat nya persis sekali dengan anak TK!” Ejek Clarissa. Keiden masuk kedalam ruangan nya, ia meminta lewat interkom untuk menaikan suhu ruangan nya menjadi lebih dingin. Tangan nya membuka dengan kencang ikatan dasi di leher nya, karena merasa kegerahan semenjak bertengkar dengan Clarissa. “Kenapa aku masih bisa menyukai nya, walau sudah tahu betul sifat menyebalkan wanita itu?” Tanya Keiden pada dirinya sendiri. Keiden memanggil Peter untuk masuk kedalam ruangan nya. Tidak sampai satu menit Peter masuk dan menatap Keiden. “Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Peter. Keiden mengangguk cepat. “Jurusnya, berikan jurus yang paling cepat agar wanita itu menyukai saya!” Ucap Keiden terdengar dan terlihat sangat frustrasi di mata Peter. “Ini adalah metode yang sedikir berbahaya, hanya saja saya tidak yakin bapak bisa melakukan nya.” Ujar Peter. “Apa?” Tanya Keiden tak ingin berbasa-basi. “Ekhm, berikan perhatian dari depan. Karena yang saya lihat bapak hanya memberikan perhatian dari belakang.” Ujar Peter membuat Keiden menyipitkan matanya. “Yang kamu lihat?” Tanya Keiden merasa aneh dengan kalimat bicara Peter. Peter menutup mulutnya, ia lupa kalau harus berpura-pura untuk tidak tahu dengan siapa yang disukai Keiden. Peter menggelengkan kepalanya. “Apa yang sudah kamu ketahui, katakan dengan jujur atau saya pecat sekarang juga.” Ancam Keiden. Peter menggelengkan kepalanya. “I-itu, wanita yang bapak maksud bu Clarissa bukan?” Tanya Peter membuat Keiden tersedak saliva nya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD